Pabrik Kapur Diduga Sebabkan Polusi, Warga Bandung Barat Dilanda Sesak Nafas dan Gatal-Gatal

6 Juni 2023, 21:03 WIB
Ilustrasi pabrik kapur. /

portalkotamobagu.com - Kampung Pamucatan, Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, tengah dilanda masalah serius yang mengancam kesehatan warganya.

Penyakit gatal yang tak kunjung sembuh dan kesulitan bernapas menjadi momok menakutkan bagi penduduk setempat. Dugaan kuat mengarah pada aktivitas pabrik pengolahan batu kapur yang menciptakan polusi udara yang berbahaya.

Salah seorang warga, Rudi (69), yang tinggal di Pamucatan, mengaku telah menderita penyakit gatal selama tujuh bulan terakhir.

Ia tidak memiliki riwayat penyakit serupa sebelumnya, dan ini membuatnya bingung. "Penyebabnya bingung. Maenya teu puguh puguh," ungkap Rudi dengan rasa keheranan di rumahnya di RT 02 RW 19 Pamucatan, Senin, 5 Juni 2023.

Informasi yang diperoleh dari laman Instagram @infobdgbaratcimahi pada Selasa, 6 Juni 2023, memperkuat dugaan bahwa polusi udara di Pamucatan disebabkan oleh pabrik-pabrik di sekitarnya.

Narasi yang disampaikan di Instagram tersebut menunjukkan bahwa pemukiman warga berada di sekitar kawasan industri, sehingga kualitas udara diperkirakan sangat buruk.

Tak hanya itu, proses pembakaran batu kapur di pabrik-pabrik tersebut juga menggunakan batubara sebagai bahan bakar.

Debu dari batu kapur yang diolah menjadi tepung dan pembakaran menggunakan batubara ikut mencemari udara di Pamucatan. "Kumaha kacanda angin," keluh Rudi.

Warga lainnya juga mengalami masalah serupa, seperti kesulitan bernapas akibat polusi udara. Polusi ini terjadi karena pabrik-pabrik tersebut beroperasi tanpa henti, baik siang maupun malam hari.

Pamucatan menjadi daerah yang paling terdampak karena lokasinya yang berdekatan dengan pabrik-pabrik tersebut.

Rudi juga menyinggung tentang kompensasi yang diberikan oleh perusahaan pengolahan kepada warga yang terdampak.
Namun, ia menyatakan bahwa jumlah kompensasi yang diberikan terlalu kecil, kurang dari Rp300 ribu per tahun. Rudi menegaskan bahwa nilai kompensasi tersebut tidak sebanding dengan kondisi warga yang hidup dalam lingkungan yang tercemar polusi dan menderita penyakit.

Ia bahkan menunjukkan kondisi tubuhnya yang penuh dengan gatal.

Kondisi ini merupakan darurat yang membutuhkan tindakan segera. Pemerintah dan otoritas terkait harus segera melakukan langkah-langkah penanganan polusi udara ini untuk melindungi kesehatan warga Pamucatan. ***

Editor: Suprianto Suwardi

Tags

Terkini

Terpopuler