Network
PORTAL KOTAMOBAGU - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, menggagas sebuah festival literasi pertama di Provinsi Sulawesi Utara.
Hajatan kebudayaan ini diberi nama Sangihe Writers & Readers Festival 2021 (SWRF 2021) yang kegiatan utamanya akan digelar pada akhir Oktober 2021 di kabupaten Kepulauan Sangihe.
Demikian yang disampaikan oleh pengarah festival, Satria Akbar, kepada Portal Kotamobagu Senin 2 Agustus 2021.
Lalu kenapa sebuah festival literasi dibutuhkan di tengah-tengah pandemi yang sedang merajalela saat ini?
“Justru pada saat krisis inilah kita membutuhkan literasi,” kata aktivis budaya asal Bandung ini.
Baca Juga: Info CPNS Bolmong 2021: 712 Pelamar Lulus Seleksi Administrasi, Begini Cara Cek Nama
Literasi tidak hanya bermakna baca-tulis tapi juga kemampuan memaknai dan mengolah informasi yang kita dapatkan untuk memberi solusi pada setiap masalah yang kita hadapi.
Satria juga memberikan gambaran bahwa berdasarkan hasil Kajian Indeks Kegemaran Membaca (KIKM) yang dilakukan Perpusnas 2020, minat baca Indonesia termasuk sedang, poin 55,74.
“Ini artinya, kemampuan masyarakat kita dalam menghadapi masalah ada di tingkat sedang-sedang saja,” kata Satria.
Terkait persoalan ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, berinisiatif menggelar festival literasi pertama di Sulawesi Utara.
Mengutip Bupati Kepulauan Sangihe, Jabes Ezar Gaghana, pembahasan serta pembacaan tentang wilayah perbatasan masih sangat minim.
Padahal daerah perbatasan seharusnya menjadi halaman terdepan, etalase dari dari keragaman NKRI.
Sementara itu, Kepulauan Sangihe merupakan salah satu wilayah perbatasan di Sulawesi Utara yang memiliki rentang sejarah dan narasi yang dalam.
Maka bupati Gaghana berharap SWRF 2021 ini bisa menggairahkan pembacaan terhadap kawasan perbatasan dan Indonesia Timur.
“Menggairahkan semangat literasi dalam upaya pemajuan kebudayaan,” kata bupati Gaghana dalam sambutan tertulisnya di link tree SWRF 2021.
Festival ini akan dilaksanakan secara “hybrid” dengan menggelar berbagai kegiatan untuk memantik geliat literasi bukan hanya di Sulawesi Utara tapi juga di kawasan Indonesia Timur secara keseluruhan.
Dari Agustus hingga Oktober, SWRF akan melangsungkan tiga program pra-kegiatan, yaitu program 1000 perpustakaan untuk Sangihe, Bengkel Sastra, dan Diskusi Literasi Nusantara.
Ketiga program ini dimaksudkan sebagai upaya membangun infrastruktur literasi yang dapat menunjang tumbuh-kembangnya ekosistem literasi yang baik.
Pada puncak perhelatan di akhir Oktober, SWRF 2021 akan menggelar serangkaian acara terkait literasi dan kebudayaan.
Di antaranya adalah Diskusi Literasi, Koneksi Komunitas, Peluncuran Buku “Karya dari Timur”, Bursa Buku Digital, hingga Pentas Seni Virtual.
Besarnya cakupan festival ini membuat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe berinisiatif menggandeng berbagai komunitas literasi se-Nusantara untuk terlibat dalam kegiatan ini.
SWRF 2021 ini akan dipandu oleh Dewan Pengarah yang terdiri dari sastrawan Iverdixon Tinungki, dramawan Eric Dajoh, dan budayawan Reiner Emyot Ointoe.
Gagasan umum yang dicetuskan oleh Dewan Pengarah adalah menajamkan bertemunya berbagai ide dan perbincangan dalam mengarifi masa lampau untuk menuliskan masa depan.
Karena itu, seperti yang ditegaskan oleh Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Johanis Pilat, SWRF adalah jawaban atas perlunya kecerdasan literasi di masa pandemi.
“Karena bagaimanapun juga hanya bangsa yang cerdas yang bisa menyelesaikan berbagai kendala yang mendera,” katanya.
Kita bisa mengikuti dan menjadi bagian dari Perayaan literasi SWRF 2021 ini lewat situs www.linktr.ee/sangihe.wrf.***
