Sudah 21 hari kapal-kapal baik dari dalam maupun dari luar pulau belum bisa berlayar akibat badai, es krim cuaca angin yang kencang, dan gelombang besar.
Dalam kondisi ini, masyarakat di Pulau Simuk telah mengalami kekurangan makanan selama kurang lebih 6 hari.
Selain beras, pasokan makanan seperti roti dan Indomie juga mulai habis dari warung-warung lokal.
Dengan stok makanan yang menipis, penduduk pulau ini terpaksa mengandalkan sagu sebagai alternatif makanan pokok.
Warga Pulau Simuk berharap pemerintah segera turun tangan untuk membantu mereka mengatasi krisis makanan yang mereka hadapi.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan bantuan bahan pangan ke pulau ini.
Namun, hingga Kamis pagi, upaya tersebut masih terkendala oleh cuaca ekstrim.
Sementara warga pulau ini menantikan bantuan yang akan datang, mereka juga berharap pemerintah akan mempertimbangkan pembangunan dermaga yang lebih baik dan menyediakan kapal logistik yang dapat mengatasi cuaca buruk. ***