Tak Lama Lagi Kiamat, Israel Ingin Damai dengan Palestina

25 September 2022, 11:11 WIB
Ilustrasi /

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Kiamat sepertinya tak akan lama lagi terjadi. Hal ini merujuk pada kondisi terkini terkait konflik Israel dan Palestina.

Kepercayaan bahwa kiamat tak akan lama lagi terwujud muncul karena peluang perdamaian antara Israel dan Palestina makin besar.

Peluang perdamaian membesar karena untuk pertama kalinya seorang pemimpin Israel menyerukan perdamaian di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyerukan bahwa konflik yang sudah berlangsung sangat lama ini tak etis lagi untuk dilanjutkan terus.

Baca Juga: Inilah Shalat yang Pertama Didirikan Nabi Muhammad Setelah Isra Mi'raj

Seruan yang tertuang dalam bentuk proposal yang lama tak aktif ini pun mendapat respon positif dari Presiden AS, Joe Biden, saat mengunjungi Israel pada bulan Agustus 2022.

"Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan (perjanjian) dua negara demi dua bangsa, merupakan hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel, dan untuk masa depan anak-anak kita," jelas Lapid.

Dia menambahkan, setiap kesepakatan akan menyertakan memperjuangkan kedamaian negara Palestina sekaligus menghentikan ancaman terhadap Israel, alias keuntungan mutualisme.

Solusi damai ini diutarakan Lapid tepat enam minggu sebelum bulan November, di mana pemilu akan diadakan dan kemungkinan besar mengembalikan kuasa mantan PM sayap kanan Benjamin Netanyahu.

Sementara itu, seruan Lapid terkait perdamaian justru dinilai omong kosong belaka oleh Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi.

Penilaian itu disuarakan karena kendali militer Israel terhadap wilayah Palestina yang didudukinya justru semakin kuat.

"Siapa pun yang menginginkan solusi dua negara harus menerapkannya di lapangan," kata Wasel Abu Youssef, seorang anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina.

Menurut Wasel, Palestina lebih membutuhkan tindakan nyata daripada seruan dalam pidato. Jika memang ingin damai, Israel harus menghormati kesepakatan damai yang dicapai sebelumnya.

Wasel juga menegaskan bahwa bangsanya menginginkan agar Israel segera menghentikan perluasan pemukiman dan mengakui bahwa ibu kota Palestina di masa depan adalah Yerusalem Timur.

Sebagaimana diketahui, upaya perdamaian Israel-Palestina sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu.

Bahkan perundingan damai yang disponsori AS menemui jalan buntu karena gagal pada tahun 2014. (***)

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "PM Israel Serukan Perdamaian dengan Palestina, Setujui Dibangunnya Negara Baru bagi Bangsa Muslim".

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler