Tidak Bahagia di PSG Bikin Mbappe Pilih Real Madrid

- 5 Juni 2024, 10:07 WIB
Pertengkaran Panas Antara Presiden PSG Nasser Al Khelaifi dan Kylian Mbappe di Parc des Princes diduga salah satu [penyebab sang striker memilih pindah ke Real Madrid
Pertengkaran Panas Antara Presiden PSG Nasser Al Khelaifi dan Kylian Mbappe di Parc des Princes diduga salah satu [penyebab sang striker memilih pindah ke Real Madrid /Jurnal ngawi/

PORTAL KOTA – Kylian Mbappe akhirnya memutuskan untuk mengakhiri masa baktinya di Paris Saint-Germain (PSG) dan hijrah ke Real Madrid. Keputusan besar ini diambil Mbappe setelah merasa tidak bahagia di PSG, terutama karena tekanan dari petinggi klub.

Selama tujuh musim bersama PSG, Mbappe sering kali menghadapi tekanan yang membuatnya tidak nyaman.

Salah satu tekanan terbesar datang dalam bentuk ancaman bahwa ia tidak akan dimainkan jika tidak memperpanjang kontraknya dengan klub tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Mbappe dalam sebuah wawancara yang diberitakan oleh AFP pada Selasa (4/6) waktu setempat.

Baca Juga: Periksa Adik Tersangka Harvey Moeis, Kejagung Fokus pada Aliran Dana

"Dalam lingkungan seperti itu, saya merasa tidak bahagia. Rasanya seperti menggigit tangan yang memberi makan saya dan meludahi wajah mereka yang membela saya. Namun, banyak hal dan orang-orang di PSG membuat saya tidak bahagia,” ungkap Mbappe.

Menghadapi situasi tersebut, Mbappe akhirnya memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya dan memilih untuk bergabung dengan Real Madrid dengan status bebas transfer.

Ia menandatangani kontrak kerja berdurasi lima tahun dengan klub Spanyol tersebut.

Baca Juga: Bandar Togel tak Berkutik Diciduk Resmob Polres Kotamobagu

Selain tekanan, Mbappe juga mengalami ancaman yang membuatnya merasa terpaksa untuk memperpanjang kontraknya di PSG.

"Saya diberitahu dengan jelas bahwa saya tidak akan dimainkan jika tidak memperpanjang kontrak. Komunikasi yang terjadi penuh dengan kekerasan," kata Mbappe.

Dalam perjalanan karirnya di PSG, ada dua sosok yang sangat membantu Mbappe, yaitu pelatih Luis Enrique dan penasihat Luis Campos.

Baca Juga: PT Astra Honda Motor Luncurkan All New Honda BeAT 2024 dengan Desain dan Fitur Keamanan Terbaru

"Mereka adalah orang-orang yang menyelamatkan karir saya. Tanpa mereka, mungkin saya tidak akan bermain lagi," tambahnya.

Setelah meninggalkan PSG di akhir musim ini, Mbappe berhasil membawa klubnya meraih gelar Ligue 1 dan Piala Prancis di bawah asuhan pelatih Luis Enrique.

Namun, kegagalan meraih trofi Liga Champions tetap menjadi luka bagi presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi.

Baca Juga: Pemberian Izin Usaha Pertambangan Batu Bara untuk PBNU Segera Diterbitkan

Kini, dengan resminya Mbappe bergabung dengan Real Madrid, fokusnya beralih ke tim nasional Prancis.

Sebagai kapten timnas, Mbappe menegaskan komitmennya untuk fokus pada Euro 2024.

"Saya mempunyai tanggung jawab besar sebagai kapten. Saat ini, semua tentang tim nasional," kata Mbappe. "Kami memiliki tugas besar di musim panas ini."

Keputusan Mbappe untuk pindah ke Real Madrid, tekanan yang dihadapinya di PSG, serta fokus barunya pada tim nasional menggambarkan perjalanan karir yang penuh tantangan namun tetap berorientasi pada masa depan yang lebih baik. (Pikiran Rakyat Media Network)

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah