Eropa Nyatakan Selamat Tinggal Mobil BBM di Tahun 2035, Tapi Masih Kontroversi

- 16 Februari 2023, 18:57 WIB
Kendaraan BBM akan ditinggalkan Eropa pada tahun 2035
Kendaraan BBM akan ditinggalkan Eropa pada tahun 2035 /Antara/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Eropa benar-benar akan segera meninggalkan mobil dengan tenaga yang bersumber dari bahan bakar minyak (BBM).

Bahkan mulai tahun 2035 nanti, mobil yang bisa didaftarkan di Eropa hanyalah mobil yang bebas emisi alias kendaraan listrik.

Hal itu diketahui setelah Parlemen Eropa mengesahkan aturan bahwa hanya mobil bebas emisi yang akan didaftarkan per tahun 2035.

 Baca Juga: Bunaken Tour Travell Siapkan Jasa Sewa Mobil Harga Terjangkau di Manado dan Sekitarnya

Dikutip dari DW, keputusan Parlemen Eropa tentang mobil baru yang melintasi jalanan Eropa hanya mobil dan kendaraan komersial kecil yang netral iklim tersebut lahir pada Selasa 14 Februari 2023 kemarin.

Sebagian besar anggota parlemen setuju dengan tujuan aturan tersebut, setelah mayoritas anggota parlemen, yakni Sosial Demokrat, Hijau, dan Liberal, sepakat untuk mendukung penghapusan de facto pemakaian mesin berbahan bakar fosil.

Penggagas undang-undang tersebut yang juga Anggota Parlemen Liberal, Jan Huitema mengatakan bahwa kendaraan listrik yang sumber energinya mengandalkan baterai atau hidrogen akan mendominasi pasar pada tahun 2035.

Dengan demikian, kata Huitema, industri otomotif sudah harus melakukan restrukturisasi dan penyesuaian dengan kondisi baru.

Selain itu, keputusan itu akan membuat iklim terlindungi dan ketergantungan pada negara pemasok bahan bakar minyak (BBM) akan berkurang.

Pengendara juga akan diuntungkan dengan peralihan ke kendaraan listrik itu. "Kami berharap mobil netral iklim menjadi lebih murah. Dan kami harus menawarkan kendaraan dengan harga terjangkau. Biaya pengoperasian mobil listrik sudah lebih rendah daripada mobil bermesin BBM," kata Jan Huitema.

Keputusan yang Munculkan Kontroversi

Namun, jalan menuju netralitas iklim pada transportasi darat masih penuh kontroversi. Salah satunya adalah pandangan berbeda tentang konsekuensinya terhadap industri mobil di Eropa.

Banyak anggota parlemen dari Partai Konservatif, termasuk Jerman yang memiliki industri mobil yang besar, mengkritik bahwa undang-undang Eropa ini akan secara efektif melarang mesin berbahan bakar fosil.

Baca Juga: Wuihhh, Royal Enfield Scram 411 Muncul di IIMS 2023, Segini Harganya

Menurut mereka, alternatif untuk mobil listrik, seperti mesin dengan bahan bakar sintesis, tetapi netral iklim semakin tidak mungkin diwujudkan.

Jens Giesecke dari Partai Demokrat Kristen CDU mengatakan, politisi seharusnya tidak memberitahu para insinyur cara terbaik untuk membuat mobil dan mengurangi emisi hingga nol.

"Makna dari undang-undang tersebut berarti setelah tahun 2035, maka hanya kendaraan bermesin lama, tetapi yang sudah mendapat izin beroperasi, yang bisa jalan," ungkap Jens.

Padahal kendaraan baru tidak akan tersedia dalam jumlah yang cukup atau akan terlalu mahal. Jens Giesecke menyebutnya efek "Havana".

Di Kuba, sebagian besar mobil yang ada di jalanan adalah mobil "antik", karena AS telah melarang ekspor kendaraan ke negara komunis Kuba.

Fraksi Kristen-Demokrat menganjurkan untuk memberi kesempatan pada kendaraan dengan mesin pembakaran berbahan bakar sintetis, yang diproduksi dengan cara netral iklim.***

Editor: Sahril Kadir

Sumber: DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x