Primbon Jawa Kelahiran 5 April 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 17 Desember 2022, 15:30 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 5 April 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 5 April 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Pexels//

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 5 April 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 5 April 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 5 April 2004, Senin Soma
Tanggal Jawa : 14 Sapar 1937, Senen Pahing
Tanggal Hijriah : 14 Shafar 1425

Watak berdasarkan weton

Dina : Senen
Selalu berubah, indah dan banyak mendapatkan simpati.
Pasaran : Pahing
Selalu ingin memiliki (barang), kesungguhannya penuh perhitungan untuk mendapatkan untung, suka menolong, mandiri, kuat lapar, banyak musuhnya, kalau tersinggung menakutkan marahnya, suka kebersihan. Sering kena tipu dan kalau kehilangan jarang bisa menemukan kembali.
Haståwårå/Padewan : Yama
Sederhana, jorok dan pemaaf.
Sadwårå : Mawulu
(Benih) Was-was dan curiga.
Sångåwårå/Padangon : Gigis
(Tanah/Bumi) Berhati longgar, pamomong, sabar.
Saptåwårå/Pancasuda : Bumi Kapethak
Suka bekerja, kuat menderita dan mendapatkan kekecewaan.
Rakam : Kala Tinantang
Pemberani hingga banyak dimusuhi.
Paarasan : Lakuning Lintang
Kesepian, suka menyendiri, bersifat pendeta, miskin.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Manahil
Dewa Bumi : Bethara Gatra.
Pohonnya Tigaron (Tiga Daun) : sedikit bekerja (pemalas).
Burungnya Sepahan : baik nafkahnya.
Memangku Tombak : tajam intuisi batinnya.
Membelakangi air : dingin emosinya.
Manahil lintang agung awor mungsuh (bintang agung bersinar bersama musuh) : pencemburu.
Aralnya : Kena besi.
Sedekah / sesaji : Nasi liwet lauknya ayam dan ikan air, sayur bermacam-macam, sambal gepeng.
Do'anya : ngumur, slawatnya : uang baru senilai 10 ketheng.
Kala Jaya Bumi : ada di tenggara menghadap ke barat laut.
Saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya menghindari bepergian yang menuju arah tenggara.
Manahil wiji kapapas : benih terpangkas.
Wuku Manahil baik untuk mencari obat atau syarat srana, membuat bendungan, membuka kuburan, menyelesaikan pertengkaran.
Tidak baik untuk menjatuhkan biji, mantu dan mencari sambilan.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x