Hyundai Makin Sengsara di Rusia, Produksi Agustus 2022 'Nol' Unit Rugi 200 Miliar Won

13 Oktober 2022, 01:00 WIB
Hyundai Motor Manufacturing Rusia (Hyundai Motor Group) /The Korea Herald/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Rusia sebenarnya merupakan pasar paling baik bagi Hyundai.

Namun sejak krisis yang menerjang Rusia, kira-kira setengah tahun lalu, penjualan mobil Hyundai di negara tersebut merosot tajam.

Hyundai Motor Group pun menghentikan operasi pabriknya di Rusia karena masalah logistik global.

Padahal Hyundai sudah terlanjur melakukan investasi besar-besaran di negara itu lewat Hyundai Motor Manufacturing Rusia.

Baca Juga: Sadis! Renault 4 Versi Baru Dikenalkan ke Publik 17 Oktober 2022 Mendatang

Sebenarnya secara total, penjualan unit mobil di Rusia hanya sebanyak tidak lebih baik dari 6 persen dari penjualan global Hyundai Motor Group.

Makanya, investasi Hyundai dalam beberapa tahun terakhir dengan membeli pabrik tua General Motor seharga 50 miliar won ($ 35 juta) pada tahun 2020 dan melakukan renovasi besar-besaran di pabrik Kia, dinilai terlalu berani.

Namun sayang, seperti yang tercantum dalam rilis Hyundai Motor Group, Hyundai Motor Manufacturing Rusia mengirimkan nol unit mobil pada Agustus 2022.

Padahal pada Januari 2022, terdapat 17.649 unit yang dikirimkan pada Januari, sebelum pabrik menghentikan operasinya pada Maret karena krisis pasokan, jumlahnya turun tajam menjadi 3.708 unit dari 17.402 di Februari.

Tahun lalu, Hyundai Motor menjual sebanyak 171.811 unit mobil di Rusia. Di bawah perusahaan Kia yang menjual sedikit lebih baik pada angka 205.801 unit.

Baca Juga: All New Vios Generasi 4 Diresmikan Toyota, Simak Spesifikasi dan Harganya

Duo Korea mengambil pangsa pasar terbesar kedua dan ketiga dengan gabungan 23 persen. Di atas mereka ada Renault Prancis.

Pada tahun 2019, perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan 640 miliar won ke pasar Rusia pada tahun 2027 untuk meningkatkan volume produksi di sana.

"Sejak itu, situasinya telah banyak berubah (dibandingkan ketika rencana itu diumumkan), dan sulit untuk menerapkan rencana seperti itu sekarang, karena situasinya tidak dinormalisasi,” kata orang dalam industri, dikutip dari Korea Herald.

Rencana untuk mempromosikan K9 baru dan memproduksi Sportage baru tahun ini juga telah kembali ke titik awal.

"Tapi bukan berarti kami membatalkan promosi penjualan dan membatalkan rencana produksi di masa depan secara permanen – kami telah melakukan investasi berdasarkan potensi pasar," katanya.

Baca Juga: Honda dan Yamaha Wajib Waspada, Penjualan TVS Motor Tumbuh Pesat Tahun Ini

Penangguhan operasi Hyundai di Rusia juga berefek domino bagi afiliasi dan perusahaan terkait di sana, bukan hanya oleh anak perusahaan besar Hyundai Mobis dan Hyundai Wia.

Pemasok suku cadang mobil berukuran kecil seperti Sungwoo Hitech dan pemasok bahan kursi Daewon Industry juga menghadapi kesulitan.

Bahkan, Hyundai Wia, yang memasok mesin mobil, harus menghentikan operasinya hanya lima bulan setelah membuka pabrik mesin baru.

"Setidaknya kerugian 200 miliar won untuk Hyundai Motor dan kerugian 250 miliar won untuk Kia diharapkan untuk tahun ini," kata peneliti Samsung Securities Lim Eun-young.

Hyundai Motor Group harus membuat keputusan cepat atau lambat, sebelum menerima kerugian yang lebih banyak.

"Hyundai Motor Group harus mulai mencari kapan waktu terbaik untuk keluar dari pasar dengan menghitung untung dan rugi," kata profesor Kim Pil-soo dari teknik otomotif di Universitas Daelim.

Awal tahun ini, Grup Renault memutuskan menjual Renault Rusia dan 67,7 persen sahamnya di produsen mobil terbesar Rusia Avtovaz.

Langkah yang sama juga diambil produsen mobil Mazda yang berbasis di Hiroshima.

Terakhir, Toyota mengumumkan akan menghentikan produksi kendaraan di Rusia secara permanen bulan lalu.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler