Dianggap Beresiko, PKS Tetap Konsisten Usung Anies-Sohibul Iman

- 28 Juni 2024, 15:07 WIB
Konstelasi Pilkada DKI Makin Dinamis Pasca PKS Tunjuk Sohibul Imam, Bagaimana dengan Anies
Konstelasi Pilkada DKI Makin Dinamis Pasca PKS Tunjuk Sohibul Imam, Bagaimana dengan Anies /

Portal Kota – The Indonesian Institute (TII) menyatakan bahwa keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusung Anies Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman sebagai calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta mencerminkan sikap konsisten yang dapat membawa risiko tinggi.

“PKS patut diapresiasi atas konsistensinya. Namun, dalam politik elektoral, perlu ada upaya membangun dukungan dengan pihak lain untuk memenuhi syarat pencalonan,” kata Felia Primaresti, Peneliti Bidang Politik TII, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Felia menyoroti bahwa PKS dikenal sebagai partai yang sangat konsisten dengan nilai-nilainya dan cenderung enggan bekerja sama dengan kelompok atau pemerintah yang sedang berkuasa. Sikap ini, menurutnya, sering kali mengisolasi PKS dari arus utama politik.

Baca Juga: Menkominfo Dorong Data Cadangan Wajib bagi Kementerian, Lembaga dan Daerah

Langkah PKS mengusung Anies-Sohibul dinilai Felia sebagai langkah berisiko, mengingat posisi PKS yang berada di luar pemerintahan. Ditambah lagi, perolehan suara PKS dalam Pemilu Anggota DPRD DKI Jakarta 2024 yang hanya mencapai 16,68 persen atau 1.012.028 suara, belum cukup untuk mencalonkan kadernya sendiri tanpa koalisi dengan partai lain.

“Kalau PKS ingin menang, jelas tidak bisa berjalan sendiri,” ujar Felia.

Felia juga menambahkan bahwa pencalonan Anies-Sohibul bisa jadi merupakan strategi PKS untuk memperkuat posisi di mata pemilih. Anies Baswedan, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, memiliki basis dukungan kuat dan popularitas tinggi. Sementara Sohibul Iman, sebagai tokoh senior di PKS, diharapkan dapat menambah pengalaman dan kredibilitas bagi pasangan ini.

Namun, tantangan bagi PKS dan pasangan Anies-Sohibul tidaklah mudah. Situasi politik yang dinamis, termasuk wacana pencalonan putra Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep, sebagai calon gubernur DKI Jakarta, bisa mempengaruhi konstelasi politik. Kaesang, yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), memiliki popularitas dan pengaruh politik keluarganya yang signifikan.

Baca Juga: BRI Blokir 1.049 Rekening Terindikasi Judi Online Sejak Juli 2023

“Jika wacana ini terealisasi, banyak partai politik yang mungkin akan mendukung Kaesang karena popularitas dan dukungan politik keluarganya, terutama dari Presiden Jokowi,” jelas Felia.

Selain itu, ada juga kemungkinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) akan kembali mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur. Ahok, dengan rekam jejak dan kontroversinya, masih memiliki pendukung setia yang bisa menjadi pesaing berat dalam Pilkada Jakarta.

Felia menyarankan agar publik terus mengamati bagaimana strategi PKS dan pasangan Anies-Sohibul akan berkembang, termasuk dinamika pencalonan dari partai-partai lain serta ide-ide program yang akan ditawarkan oleh para kandidat yang masih dalam tahap penjajakan.

Dengan demikian, keputusan PKS ini menunjukkan konsistensi partai, namun diiringi dengan risiko yang tidak kecil dalam menghadapi persaingan politik yang semakin kompleks. (Pikiran Rakyat Media Network)

Editor: Suprianto Suwardi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah