Fakta dan Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei

- 16 Mei 2021, 21:28 WIB
Ilustrasi buku
Ilustrasi buku /LobusHouska/Pixabay

PORTAL KOTAMOBAGU — Senin 17 Mei 2021 besok, adalah peringatan Hari Buku Nasional.

Namun, tahukah kamu, latar belakang di balik penetapan Hari Buku Nasional ini?

Penetapan peringatan Hari Buku Nasional tiap tanggal 17 Mei sebenarnya berdasar atas kondisi perbukuan dan minat baca di Indonesia yang rendah.

Baca Juga: Jadwal Seleksi Pendaftaran CPNS dan PPPK Tahun 2021, Berikut Formasi, Syarat dan Ketentuan Umumnya

Menteri Pendidikan periode 2001-2004, Abdul Malik Fadjar merupakan tokoh yang melatarbelakangi penetapan Hari Buku Nasional ini.  Hingga tercetus sebuah hari sakral dalam dunia pustaka nasional. 

Dengan begitu Hari Buku Nasional mulai dirayakan pada tahun 2002, dan berjalan hingga sekarang.

Menurut laporan UNESCO, tahun 2001 tingkat melek huruf di Indonesia pada orang dewasa atau penduduk berusia di atas 15 tahun dan itu hanya 87,9 persen.

Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Negara Israel

Angka hasil laporan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen) di tahun yang sama.

Itulah yang melatarbelakangi tujuan utama ditetapkan Hari Buku Nasional.

Supaya masyarakat Indonesia dapat meningkatkan kemampuan melek angka dan huruf mereka.

Berikut ini adalah fakta dibalik peringatan Hari Buku Nasional, yang disadur Portal Kotamobagu dari berbagai sumber.

Baca Juga: Soal Sungai Gangga India yang Dipenuhi Mayat Pasien Covid-19, Ternyata Ini Alasannya

Tanggal Berdirinya Perpustakaan Nasional

Seperti yang telah dijelaskan diatas, pemilihan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional mengacu pada berdirinya Perpustakaan Nasional.

Pasalnya, gedung pertama Perpustakaan Nasional berdiri pada tanggal 17 Mei 1980.

Kala itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef mencanangkan berdirinya Perpusnas pertama di Indonesia yang berlokasi di Jakarta.

Pada mulanya, cikal bakal Perpusnas telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bataviaasch Genootschap didirikan pertama kali pada 24 April 1778. Inilah yang jadi pelopor munculnya Perpusnas sebelum riwayatnya berakhir pada 1950.

Baca Juga: Mark Ruffalo Kecam Keras Aksi Israel Terhadap Rakyat Palestina

Hanya 54 Persen yang Aktif dari Ribuan Penerbit

Jumlah penduduk Indonesia yang menembus angka 265 juta jiwa, sebetulnya itu merupakan pasar potensial penjualan buku berbagai tema bacaan dengan kenyataan tingkat minat baca di Indonesia masih rendah.

Ini dibuktikan dengan hadirnya ribuan penerbit buku yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam laporannya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada 2015 berisi jumlah penerbit buku dengan total sebesar 1.328.

Akan tetapi, hanya 54 persen atau 711 penerbit yang hingga kini masih aktif menerbitkan buku. Perlu diketahui, penerbit buku yang masuk dalam kategori aktif ialah yang rutin menerbitkan sedikitnya 10 judul buku dalam setahun.

Baca Juga: Heboh, Tapah yang Dijual di Situs Jual Beli Prabot Online Ini Harganya Fantastis

Minat Baca Rendah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka penduduk Indonesia di atas usia 15 tahun yang melek huruf pada 2010 mencapai 96,07 persen. Angka sebesar ini menjadikan penduduk tanah air berpotensi menjadi pembaca buku.

Tetapi pada kenyataan justru sebaliknya. Pasalnya, Unesco pada 2012 mengkalkulasi bahwa angka minat baca Indonesia hanya 0,001 persen. Jika diumpamakan, dari 1000 orang hanya 1 orang saja yang rajin membaca. 

Ayo galakan semangat baca buku, dan tularkan kepada generasi-generasi muda penerus bangsa.***

Editor: Cadavi Lasena

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x