"Lalu orang mencari siapa tokohnya (calon Presiden) itu?," ucap Rocky Gerung.
Lebih jauh, pengamat politik itu menjelaskan bahwa ketokohan itu ditimbulkan karena adanya perbandingan.
Perbandingan antara yang di luar dalam hal ini oposisi dan yang di dalam pemerintahan atau kekuasaan.
Baca Juga: Simak 9 Tips Ini agar Kamu Jadi Pria Idaman Wanita
"Dalam perbandingan itu, orang melihat potensi yang di luar," tutur Rocky Gerung.
"Lalu orang menganggap yang harus jadi Presiden adalah yang di luar (oposisi)," lanjutnya.
Sehingga menurutnya, para oposan kritis yang di luar memang dituntut lebih dalam oleh publik yang menginginkan perubahan.
"Jadi pesan itu yang mesti kita tangkap," tutur Rocky Gerung.
"Bukan soal nama Rocky Gerung, Rizal Ramli, (atau) Gatot Nurmantyo, yang dikomposisikan sebagai kaum oposisi," tutupnya.***(Yuda Fauzan/Pikiran Rakyat Tasikmalaya)