Karena Sifat Ini Seorang Ahli Ibadah Rugi Mata Allah SWT

- 6 Juni 2022, 15:15 WIB
Karena Sifat Ini Seorang  Ahli Salat Tahajud Rugi Mata Allah SWT
Karena Sifat Ini Seorang Ahli Salat Tahajud Rugi Mata Allah SWT /Pexels.

PORTAL KOTAMOBAGU,Pikiran Rakyat  - Salat tahajud adalah salat yang dikerjakan pada waktu malam hari yang didahului dengan tidur terlebih dulu. Waktu yang baik dan utama untuk mengerjakan Salat Tahajud adalah pada sepertiga malam.

Melansir Portal Kotamobagu, Pikiran Rakyat dari kanal youtube Jamaah Nurul Qolbi menjelaskan Salat Tahajud  dan hukumnya adalah sunnah. Sunnah memiliki arti jika dikerjakan kita akan mendapat pahala yang besar di mata Allah akan tetapi jika tidak dikerjakan pun kita tidak akan mendapatkan dosa.

Selain sebagai ibadah tambahan Salat Tahajut agar supaya doa kita lebih cepat dikabulkan oleh Allah. salat tahajud juga mempunyai keutamaan tersembunyi yang sangat besar bagi umat muslim yang mau menjalankan diantaranya adalah rezeki yang berlimpah keharmonisan rumah tangga ketentraman dalam hidup mampu menjaga kesehatan tubuh dan lain sebagainya.

Baca Juga: Primbon Jawa Kelahiran 22 September 1991 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

Namum ada beberapa hal yang perlu dihindari ketika kita mengerjakan Salat Tahajud yakni merasa bangga dengan diri sendiri atau bisa dikatakan Riyadh dengan apa yang saudara kudapat dari Allah tanpa mempedulikan sekitar apabila seperti itu yang ada dalam benak saudaraku semuanya itulah orang-orang yang ahli tahajud akan tetapi rugi dimata Allah SWT ada satu kisah menarik yang mungkin bisa menjadi pelajaran untuk kita saat mengerjakan Salat Tahajud.

Di kisahkan di zaman Rasulullah ada seorang ahli tahajut bernama Abu bin Hasyim setiap tahun ia hampir tidak putus Salat Tahajud. Singkat cerita mengingat amal ibadahnya yang hampir tak pernah putus selalu mengerjakan salat tahajud berdoa dan bermunajat kepada Allah  disepertiga malam.

Akan tetapi karena ia suka pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan dirimu sendiri sedang ditangan kirimu ada orang sakit dan kelaparan tapi engkau tidak menengok dan memberinya makan bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba bercinta Allah kalau nggak sendiri tidak pernah mencintai hamba-hambanya yang diciptakan Allah.***

Editor: Rudini Radiman

Sumber: Jamaah Nurul Qolbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x