Pesona Pulau Lebeh, Tempat Menyelam Favorit Wisatawan Mancanegara

25 September 2023, 19:23 WIB
Pulau Lembeh /Felix Tendeken/

Portalkotamobagu.com-Siapa yang tidak kenal dengan keindahan Pulau Lembeh di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Pulau ini kerap dijadikan titik penyelaman dan diving oleh turis mancanegara.

Selain wisatawan mancanegara, wisatawan lokal juga mengakui keindahan taman laut yang dimiliki oleh pulau ini.

Tahun 2014 sendiri BPS Kota Bitung sudah merilis data yang secara resmi menyatakan bahwa Pulau Lembeh memiliki 92 spot untuk menyelam.

Hal ini yang tak bisa disia-siakan agar masyarakat menggali potensi yang ada untuk menjadi objek wisata ternama.

Meskipun namanya tidak setenar Bunaken tetapi keindahan yang ditawarkan juga tak kalah indah dengan Bunaken.

Dari data yang ada, sekitar 20 wisatawan mancanegara datang ke objek wisata ini dengan menginap di Froggies Dive Resort.

Alasannya adalah mereka ingin melihat langsung bagaimana keindahan alam bawah laut yang ada di Selat Lembeh ini.

Titik selam yang banyak di Pulau Lembeh ini menjadi salah satu alasan menarik mengapa banyak wisatawan datang untuk berwisata.

Banyaknya titik selam ini juga dihuni dengan sekitar 300 famili binatang bawah laut dan puluhan ribu spesies yang ada di dalamnya.

Spesies yang paling menjadi primadona adalah mini octopus.

Tetapi spesies lain juga tak kalah menariknya, seperti Nudibranch, Pigmy Seahorse, Hairy Frogfish hingga Flamboyant Sotong.

Para pengunjung yang datang bisaa mengelilingi pulau dan mengunjungi beberapa spot selam menggunakan kapal nelayan.

Tetapi harus menyewa, ya! Untuk satu kali jalan harga yang dipatok sekitar Rp. 200.000 hingga Rp. 300.000.

Namun sebaiknya juga melakukan negosiasi dengan pemilik kapal ketika akan menyewa. Hal ini untuk mencegah adanya pihak yang dirugikan.

Setelah berkeliling di beberapa titik selam, pengunjung juga bisa datang melihat hutan mangrove.

Beberapa wisatawan di Pulau Lembeh ini penasaran dengan adanya hutan mangrove yang hijau dan lebat.

Area ini seringkali dimanfaatkan untuk berfoto atau sekadar jalan santai dan menghirup udara segar.

Sebab, hutannya yang lebat dan bebas dari polusi udara memang mendukung suasana tempat wisata makin menarik.

Ada jalanan yang terbuat dari kayu lebih dalam dan memudahkan wisatawan untuk melihat lat yang diapit oleh dua bukit.

Kawasan wisata mangrove ini memiliki luas sekitar 4 hektare dengan 4 jenis mangrove yang seperti Soneratia Alba, Soneratia Caeolaris, Rhizophora Mucronata hingga Rhizophora Apiculata.

Berbagai keindahan dan pesona ini tersaji di Pulau Lembeh yang ada di Bitung.

Pulau Lembeh terletak di Kota Bitung yang terbagi menjadi dua kecamatan.

Pertama kecamatan Lembeh Utara dan Kecamatan Lembeh Selatan yang mana pulau ini juga dipisahkan dari daratan utama Pulau Sulawesi oleh Selat Lembeh.

Untuk sampai di Pulau Lembeh ini wisatawan bisa menempuh perjalanan dari Manado ke Kota Bitung yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 45 menit.

Bus umum dan taksi merupakan transportasi yang tersedia di jalur ini.

Barulah nanti setelah sampai di Bitung, iwsatawan harus menuju ke Dermaga Ruko Pateten.

Dari dermaga tersebut, wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Lembeh dengan waktu tempuh 15 menit.

Biaya yang dibutuhkan untuk menyeberang per orang sekitar Rp. 8000.

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa wisatawan bisa berkeliling ke beberapa destinasi wisata yang ada di sekitar Pulau Lembeh.

Destinasi yang bisa dikunjungi adalah Monumen Tri Kota, Pulau Sarena dan Pantai Pasir Panjang.

Pulau Sarena juga memiliki batu karang raksasa dengan lubang yang ada di bagian tengahnya.

Adanya batu karang ini yang membuat air laut bisa menyelinap masuk diantara celah yang ada.

Tidak hanya menjadi sebuah objek wisata tetapi Pulau Lembeh juga dijadikan tempat untuk konservasi laut terutama untuk terumbu karang.

Peranan dari tiap masyarakat memang penting dalam menajaga ekosistem laut dan pesisir.

Mereka telah menyetujui adanya pembentukan DPL atau Daerah Perlindungan Laut.

Kawasan yang dipilih menjadi PL diyakini sebagai kawasan yang memang tempat bertumbuhnya terumbu karang dengan kondisi relatif bagus dibandingkan tempat lainnya.

Salah satu bentuk dari usaha konservasi ini adalah melakukan transplantasi terumbu karang.

Tujuannya adalah untuk mengurangi dan juga memperbaiki karang yang telah ada.

Masyarakat setempat juga dibantu dan didampingi dengan aktivis Manengkel Solidaritas.

Aktivis tersebut merupakan sebuah lembaga konservasi yang ada di Manado.

Tempat pertama yang bisa dikunjungi selain melihat keindahan bawah laut adalah Monumen Trikora.

Bangunan ini diketahui dibangun di tahun 1992 dan diresmikan tahun 1993.

Dalam bangunan tersebut ada relief yang menceritakan tentang pembebasan irian Barat.

Pengunjung juga bisa melihat adanya pelabuhan Bitung dan Gunung Dua Bersaudara dari kejauhan.

Bangunan ini memiliki tinggi 62 meter dan luasnya 2 hektare.

Sulawesi Utara memang telah dinobatkan sebagai The Rising Star pada sektor pariwisata Indonesia.

Hal ini karena adanya peingkatan kunjungan wisatawan hingga 600 persen yang ternyata masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan.

Sulawesi Utara memiliki Pulau Lembeh sebagai daya tarik utama.

Respon dari Pemerintah adalah melakukan pengembangan terhadap Pulau Lembeh yang belum terlalu dikenal karena tak sepopuler Bunaken.

Kabarnya pemerintah akan membangun jembatan yang bisa menghubungkan daratan Kota Bitung dengan Pulau Lembeh.

Hal ini untuk meningkatkan akses menuju kawasan wisata dan mempermudah wisatawan untuk datang.

Rencananya, jembatan yang dibangun adalah sepanjang 1 km dan membelah Selat Lembeh yang berupa perairan sempit dan menjadi tempat hilir mudiknya kapal.

Biaya investasi jembatan ini diperkirakan mencapai Rp. 500 milliar.

Jembatan tersebut juga akan terhubung dengan jalan tol Manado-Bitung yang ditargetkan Presiden Jokowi untuk selesai tahun depan atau tahun 2020.

Pulau yang satu ini diketahui menjadi lokasi terbaik untuk para penyelam dan pecinta fotografi bawah laut.

Salah satu alternatif destinasi wisata di Sulawesi Utara meski tak sepopuler Bunaken.

Optimis untuk mengembangkan wisata ini karena memang banyak fasilitas pendukung KEK Bitung yang dirasa belum berjalan.

Misalnya saja seperti pelabuhan yang dimulai pengembangan baru pada bulan Oktober 2019. 

Pengembangan ini untuk memisahkan pelabuhan rakyat dan juga pelabuhan yang ada sekarang ini.

Pemisahan pelabuhan juga menjadi sinergi antara pemerintah pusat dan juga daerah.

Nantinya setelah fasilitas pendukung ini berfungsi maka KEK Bitung ini tentu diharapkan bisa berkembang.

Ada banyak negara yang ingin masuk seperti Filipina dan Asia Bagian Timur.

Selain pelabuhan, ada juga pengembangan serta pembangunan lainnya seperti jalan tol Manado-Bitung yang akan memudahkan jalur untuk menuju Pulau Lembeh juga.

Pesona dan keindahan Pulau Lembeh di Bitung ini tentu menjadi daya tarik utama bagi pariwisata Indonesia.

Meski saat ini memang tak sepopuler Pulau Bunaken, Pulau Lembeh memiliki potensi besar untuk bisa dikembangkan dan menjadi objek wisata baru terutama di kancah Internasional. (***)

 

Editor: Felix Tendeken

Sumber: celebes.co

Tags

Terkini

Terpopuler