Network
Portal Kotamobagu-Para penggemar otomotif tentu tidak asing dengan Nissan GT-R, salah satu ikon performa yang telah menyita perhatian sejak peluncurannya pada tahun 2007.
Namun, mobil ini tampaknya tidak mendapatkan pembaruan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Terungkaplah bahwa alasan utamanya adalah All Solid-state Battery (ASSB), teknologi yang saat ini tengah dikembangkan oleh pabrikan mobil seperti Nissan dan Toyota.
ASSB menggunakan elektrolit dan elektroda padat, berbeda dengan teknologi baterai lithium-ion yang menggunakan gel cair.
Teknologi ini memiliki kelebihan pengisian ulang yang lebih cepat, bahkan hingga sepertiga dari waktu pengisian baterai konvensional, serta kepadatan energi yang lebih baik.
Dalam wawancara dengan media TopGear, Ivan Espinosa, pimpinan divisi produk global Nissan, menjelaskan bahwa berat merupakan musuh utama bagi mobil berperforma tinggi seperti GT-R.
Oleh karena itu, Nissan memutuskan untuk menunggu perkenalan teknologi ASSB sebelum meluncurkan generasi baru GT-R.
Hal ini berarti GT-R susulan tidak akan hadir dalam waktu dekat.
Espinosa juga menyampaikan bahwa kepadatan energi yang lebih tinggi dari ASSB akan menghasilkan baterai yang lebih ringkas.
Hal ini memungkinkan GT-R generasi baru untuk mempertahankan konfigurasi kabin 2+2, yang artinya tetap memiliki tempat duduk untuk empat penumpang.
Selain itu, Espinosa mengakui bahwa desain penggerak mobil ini masih terbuka untuk diskusi, termasuk kemungkinan pemasangan motor listrik pada setiap roda.
Performa GT-R generasi baru juga belum dikonfirmasi, tetapi referensi yang mungkin diambil adalah Nissan Hyper Force Concept, mobil konsep yang menggambarkan supercar masa depan dengan output hingga 1.341 hp.
Aspek menarik lainnya adalah Espinosa menegaskan Nissan GT-R generasi baru tidak akan menjadi mobil eksklusif dengan harga selangit.
Sebaliknya, ia memberikan petunjuk bahwa harga mobil ini akan cukup masuk akal, menjadikannya pilihan yang semakin menarik bagi penggemar otomotif. (***)
