Kualitas Udara Jakarta Terus Memburuk! Presiden Jokowi: Ini Masalah Menahun

- 13 Agustus 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi polusi Jakarta, Greenpeace menyebut Anies Baswedan tak melindungi hak warga akan udara bersih secara maksimal.
Ilustrasi polusi Jakarta, Greenpeace menyebut Anies Baswedan tak melindungi hak warga akan udara bersih secara maksimal. /Pixabay/S. Hermann & F. Richter

Portal Kotamobagu - Kota metropolitan Jakarta kembali terperangkap dalam kepungan polusi udara yang semakin meresahkan.

Pada hari Jumat,11 Agustus 2023, catatan indeks kualitas udara (IQR) menyatakan bahwa polusi PM2.5 di ibu kota mencapai 21 kali lipat lebih dari standar aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bahkan, sejak pukul 24 dini hari, tingkat polusi udara di Jakarta telah masuk dalam kategori merah atau tidak sehat. Dalam kategori ini, Jakarta menempati peringkat kedua sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, di bawah Dubai, Uni Emirat Arab.

Presiden Joko Widodo memberikan tanggapannya mengenai situasi ini, mengakui bahwa masalah polusi udara telah menjadi tantangan yang dihadapi Jakarta selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Vespa Auto Panik! Skuter Retro Peugeot Django Resmi di Pasarkan dengan Potongan Harga Guys

"Kita telah bertahun-tahun mengalami masalah polusi udara di ibu kota DKI Jakarta. Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah memberikan dampak negatif terhadap kualitas udara. Salah satu solusinya adalah dengan relokasi ibu kota serta peningkatan sistem transportasi massal dan penggunaan kendaraan listrik," ungkap Jokowi dalam konferensi pers.

Pemindahan ibu kota menjadi salah satu alternatif yang diusulkan untuk mengurangi beban polusi di Jakarta. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurai kepadatan penduduk serta aktivitas ekonomi di ibu kota yang menjadi salah satu penyebab utama polusi udara.

Jokowi juga menegaskan pentingnya perluasan dan perbaikan sistem transportasi massal serta adopsi kendaraan listrik sebagai langkah strategis dalam mengatasi polusi.

Namun, situasi ini bukanlah hal baru bagi warga Jakarta. Sebagai kota yang terus berkembang, tantangan dalam menjaga kualitas udara menjadi semakin kompleks.

Melalui konferensi pers, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan mengakui bahwa evaluasi terhadap kebijakan mitigasi telah dilakukan, namun masih ada ruang untuk perbaikan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini 13 Agustus 2023, Anda Akan Menerima Uang dari Seseorang

Salah satu sektor yang menjadi sorotan adalah transportasi. Dalam hal ini, masalah terbesar terletak pada polusi yang dihasilkan oleh kendaraan konvensional.

"Kebijakan pengendalian pencemaran udara sudah diterapkan, namun masih terdapat peluang besar untuk perbaikan. Terutama di sektor transportasi, dimana pemakaian kendaraan bermotor menjadi kontributor utama polusi," jelas perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Heru Budi Hartono, pejabat Gubernur DKI Jakarta, juga memberikan pandangannya mengenai situasi ini.

"Sekuat apapun upaya yang dilakukan pemerintah, bukan berarti beban tanggung jawab terkait polusi udara lenyap begitu saja. Kami sadar bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak dapat mengatasi masalah ini sendiri. Partisipasi dan kerjasama dari masyarakat juga sangat penting dalam usaha ini," ujar Heru.

Dalam rangka menjaga kualitas udara yang lebih baik, perubahan besar memang diperlukan. Solusi yang holistik dan terintegrasi, bersama dengan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan mampu menghadirkan napas lebih segar bagi kota Jakarta yang kian berkembang. Tim liputan dari CNN Indonesia terus memantau perkembangan situasi ini.

Editor: Suprianto Suwardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah