Network
PORTAL KOTA - Kebingungan politik di ibu kota Amerika Serikat semakin terungkap dengan keputusan kontroversial Presiden Joe Biden yang memberikan izin kepada Ukraina untuk menembakkan senjata yang dipasok AS ke sasaran di Rusia.
Analis veteran dari Kementerian Pertahanan AS, Karen Kwiatkowski, menyoroti bahwa langkah ini mencerminkan ketakutan akan runtuhnya Ukraina sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November mendatang.
Biden, dalam upaya mempertahankan Ukraina hingga pemilihan presiden AS, bahkan mengambil risiko memicu konfrontasi termonuklir dengan Rusia. Keputusan ini dianggap berbahaya tidak hanya bagi AS tetapi juga bagi stabilitas dunia.
Baca Juga: Puluhan Calon Haji Indonesia Ditangkap Askar di Madinah
Dalam sebuah pernyataan, pemerintahan Biden berharap agar Ukraina dapat melanjutkan perlawanan hingga awal November, menyiratkan bahwa keputusan ini terkait dengan agenda politik domestik AS.
Namun, kekacauan politik semakin terlihat jelas dengan koalisi negara-negara Barat yang lemah secara militer dan ekonomi berada di ambang perang proksi melawan kekuatan nuklir.
Perubahan kebijakan Biden mengenai penggunaan senjata AS oleh Ukraina di Rusia dipandang sebagai eskalasi yang berpotensi melibatkan militer Rusia untuk mengakhiri konflik ini melalui kekerasan, bukan negosiasi. Biden juga menekankan untuk mengabaikan upaya Rusia dalam mencapai penyelesaian damai.
Namun, keputusan tersebut tampaknya telah menimbulkan frustrasi bagi Biden, yang seharusnya menjadi demonstrasi kekuatan dan penilaian bagi partainya, tetapi malah membuatnya dan partainya tidak populer.
Baca Juga: Dianggap Ilegal, 37 Warga Sulawesi Selatan Ditangkap di Arab Saudi
