Badan Roket Raksasa China Meleset, Hantam Bumi dalam Beberapa Hari ke Depan

- 2 Mei 2021, 16:30 WIB
ILUSTRASI Roket
ILUSTRASI Roket /pixabay

 

PORTAL KOTAMOBAGU - Negara China telah meluncurkan modul pertama mereka dari stasiun ruang angkasa baru yang sedang dibangun, Rabu, 28 April 2021.

Tanpa terkendali, sebuah badan roket berputar mengelilingi planet bumi dan diramalkan bakal terjun kembali ke bumi beberapa hari ke depan.

Badan roket tersebut adalah benda seberat 21 ton yang meruapakan tahap inti roket China Long March 5.

Badan roket itu sebelumnya ditentukan titik jatuhnya, namun meleset. Tahap inti Long March 5b pun mulai mengelilingi planet tak terkendali.

Baca Juga: Terungkap Nama Panggilan Umi untuk Nissa Sabyan, Netizen: UMI? Urat Malu Ilang?

Dikutip Portal Kotamobagu dari Pikiran Rakyat berjudul “Melesat Tak Terkendali, Badan Roket Raksasa China Akan Hantam Bumi” badan roket kemungkinan akan jatuh kembali ke Bumi dalam beberapa hari ke depan, jurnalis Andrew Jones, yang meliput program ruang angkasa China, melaporkan untuk SpaceNews.

"Saya pikir dengan standar saat ini tidak dapat diterima untuk membiarkannya masuk kembali tanpa terkendali," kata Jonathan McDowell , seorang astronom yang melacak objek yang mengorbit Bumi, kepada Jones.

"Sejak 1990 tidak ada lebih dari 10 ton yang sengaja ditinggalkan di orbit untuk masuk kembali tanpa terkendali,” ujarnya dikutip Pikiran-rakyat.com dari Business Insider, 2 Mei 2021.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 3 Mei 2021: Aries dan Leo, Kuncinya Ada pada Sendiri

Menurut Jones, badan roket setidaknya memiliki panjang sekitar 100 kaki (30,48 meter), dan lebar 16 kaki (4,8 meter).

Saat jatuh dari orbit, badan roket raksasa China itu mungkin terbakar di atmosfer bumi, tetapi potongan besar puing dapat bertahan dari kehancuran.

Sebagian besar planet ini adalah lautan, jadi di situlah potongan roket yang jatuh kemungkinan besar akan mendarat.

Tapi ahli lain dari Badan Antariksa Eropa (ESA) mengkhawatirkan karena tidak ada kendali, benda itu mengancam daerah pemukiman.

Baca Juga: Sule Pakai Pesugihan? Begini Kata Peramal Mbak You

"Selalu sulit untuk menilai jumlah massa yang bertahan dan jumlah fragmen tanpa mengetahui desain objek, tetapi 'aturan praktis' yang masuk akal adalah sekitar 20-40% dari massa kering asli," kata Holger Krag, kepala Kantor Program Keamanan Antariksa ESA.

Jalur badan roket di sekitar Bumi membawanya "sedikit lebih jauh ke utara daripada New York, Madrid dan Beijing dan sejauh selatan Chili dan Wellington, Selandia Baru”.

Dalam laporan Jones di SpaceNews, disampaikan bahwa ini bukan tahap roket jatuh pertama di luar kendali China.

Roket Long March-5B Y2, yang membawa modul inti stasiun ruang angkasa Tiongkok Tianhe, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di provinsi Hainan, Tiongkok pada 29 April 2021.

Baca Juga: Inilah Makna yang Terkandung dalam Lambang Tut Wuri Handayani

Tahun lalu China telah meluncurkan Long March 5b sebelumnya, untuk mengujinya dengan menempatkan prototipe pesawat luar angkasa ke orbit.

Tahap inti roket itu juga jatuh kembali ke Bumi tanpa kendali, enam hari setelah peluncuran. Roket masuk kembali ke atmosfer Bumi di atas Samudra Atlantik, menurut Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS, tetapi laporan lokal menunjukkan bahwa potongan roket jatuh di Pantai Gading.

Jim Bridenstine, yang merupakan Administrator NASA pada saat itu, menghukum China atas insiden tersebut, menyebutnya "sangat berbahaya". Jalur tahap roket telah mengambil alih Los Angeles dan New York City sebelum menyerah pada gravitasi Bumi.***(Gita Pratiwi/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Suhendra Manggopa

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x