Primbon Jawa Kelahiran 1 April 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 16 Desember 2022, 05:15 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 1 April 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 1 April 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Screenshot

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 1 April 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 1 April 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 1 April 2004, Kamis Respati
Tanggal Jawa : 10 Sapar 1937, Kemis Pon
Tanggal Hijriah : 10 Shafar 1425

Watak berdasarkan weton

Dina : Kemis
Sangar menakutkan.
Pasaran : Pon
Bicaranya banyak diterima orang, suka tinggal di rumah, tidak mau memakan yang bukan kepunyaannya sendiri, suka marah kepada keluarganya, jalan pikirannya sering berbeda dengan pandangan umum. Suka berbantahan, berani kepada atasan. Rejekinya cukup.
Haståwårå/Padewan : Uma
Berbelas kasih, susah, jahil.
Sadwårå : Aryang
(Manusia) Pelupa.
Sångåwårå/Padangon : Wurung
(Api) Tidak sabaran, bersemangat dalam mencapai cita-cita.
Saptåwårå/Pancasuda : Satrya Wirang
Sering mendapat malu atau dipermalukan.
Rakam : Macan Kêtawan
Berkecukupan namun hatinya selalu resah.
Paarasan : Lakuning Srêngéngé
Sentosa, berwibawa, menghidupi, menerangi.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Wuye
Dewa Bumi : Bethara Kuwera.
Pohonnya Tal : panjang umurnya.
Burungnya Gogik : besar ambisi dan kaku ati.
Menyandang keris : Tajam intuisinya.
Gedhongnya terbuka pintunya : dermawan dan ikhlas.
Kedua kakinya berendam di air : Berwatak memberi keteduhan kepada sesama tajam pandangannya terhadap kebaikan, mudah tersinggung.
Aralnya : sanjabaya (bahaya yang datang ketika berkunjung pada kerabat).
Sedekah / sesaji : jajan pasar lengkap, juadah dari membeli senilai "satak sawe" namun madu harus dibeli dulu.
Do'anya : tulak bilahi.
KalaJaya Bumi : ada di barat menghadap ke timur.
Saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya menghindari bepergian yang menuju arah barat.
Wuye masangi manuk nganggo pakan (Wuye menjerat burung dengan umpan pakan) : pandai berstrategi.
Wuku Wuye baik untuk menangkap burung, menanam, menjalin persaudaraan, pergi mencari rejeki.
Tidak baik pergi jauh dan menipu.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x