Mereka terbagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan dan kemudian mengambil posisi untuk melakukan ada jotos atau tradisi hatut.
Di malam hari, tepatnya selesai salat tarawih para pria dewasa yang tergabung dalam pertarungan adat ini, melakukan tradisi baku hantam tepat didepan Masjid.
Tradisi aduh jotos untuk orang dewasa sama seperti peraturan hatut anak-anak, dibagi juga dalam dua kelompok.
Baca Juga: Lima Nasehat Rasulullah untuk Hidup Selamat Dunia Akhirat
Kemudian seperti biasa, mereka pun mengambil posisi untuk saling baku hantam.
Dalam pertarungan ini terjadi pertarungan bebas yang memungkinkan terjadinya cedera parah.
Walaupun begitu ada aturan mainnya sendiri dalam tradisi hatut ini.
Tidak boleh menggunakan alat, meski cincin sekalipun dan tidak boleh memukul dari belakang lawan.
Tradisi yang mengandung unsur kekerasan ini, sudah pernah dilarang lewat Pergub tahun 80-an, namun apa dikata tradisi mereka sudah mendarah daging.
Karena tradisi ini sudah menjadi kebiasaan dan berlangsung secara turun temurun dari generasi kegenerasi.