PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Kamis 13 Oktober 2022 hari ini masyarakat dunia kembali merayakan Hari Tanpa Bra .
No Bra Day diperingati sebagai bahan kampanye agar perempuan lebih peduli dengan kesehatan payudara, sehingga masyarakat teredukasi tentang bahaya kanker payudara dan pencegahannya.
Tapi banyak yang tidak mengetahui bagaimana sejarah bra itu sendiri. Padahal pengetahuan tentang hal itu tergolong penting.
pada kesempatan kali ini PK akan menguraikan sejarah bra hingga saat ini menjadi gaya busana bagi perempuan.
Belum ada informasi pasti tentang kapan sebenarnya perempuan untuk pertama kali menggunakan bra.
Tapi Magdalena melansir, Pada masa Yunani kuno perempuan telah menggunakan pita payudara berbahan garmen untuk menutup payudaranya, dengan pengikatan atau pengait di belakang.
Selain itu, telah ditemukan juga bra berbahan linen pada abad ke-15 di sebuah kastil di Austria. Tapi yang ini menyerupai apa yang digunakan masyarakat modern saat ini.
Pofesor sejarah di California State University Fresno, AS, Jill Fields, dalam An Intimate Affair: Women, Lingerie, and Sexuality (2007) mengungkapkan, bahan penting pembuat korset, adalah boning . Ada juga yang menggunakan garmen terstruktur, peningkat payudara.
Perubahan besar baru terjadi saat sosialita asal New York, Mary Phelps Jacob, kesulitan memasang rok di atas korset.
Bahannya yang terus muncul di permukaan menciptakan mengakali bra dengan dua sapu tangan dan sebuah pita. Kreativitas Mary justru jadi populer di kalangan teman-temannya.
Alhasil, Mary menjadi Fashion Form Brassiere Company, perusahaan bra yang menetapkan bra pertama sebagai backless bra pada tahun 1914. Itulah awal mula bra modern seperti saat ini.
Selanjutnya, saat Perang Dunia I, logam sangat dibutuhkan untuk tank dan amunisi, sehingga tidak dapat digunakan untuk pakaian dalam yang menggunakan korset.
Selanjutnya, Enid Bissett bersama Ida dan William Rosenthal merancang model yang berbeda pada tahun 1922.
Hal itu dilakukan karena rancangan rancangan Mary menampilkan siluet monobosom sehingga memberikan kesan payudara yang rata.
Proses perancangan mereka dilakukan di bawah perusahaan Maiden Form Brassiere.
Kali ini desainnya untuk menonjolkan bentuk feminin, dengan elastisitas dua cangkir , dan ternyata banyak diminati karena membuat payudara terlihat indah.
Inilah yang menjadi awal dari berbagai ukuran bra yang menyesuaikan kebutuhan perempuan, mulai dari cup A hingga D.
Perkembangan desain bra berlanjut pada tahun 1946. Saat itu Frederick Mellinger mendirikan Frederick's of Hollywood, merek pakaian dalam Amerika Serikat.
Perusahaan ini memproduksi padded bra pertama diikuti push-up bra di tahun berikutnya.
Desain bra yang empuk saat itu juga mulai melingkupi payudara secara menyeluruh, menutupi puting susu, memberi efek push-up, dan membentuk payudara dengan sekaligus menawarkan kenyamanan.
Dari situ perkembangan desain bra telah menjadi fashion style seperti plunge bra yang modelnya untuk menempatkan dan payudara bagian bawah, tapi mengekspos belahan dada, sempat menjadi tren di Barat.
Ini juga disertai dengan penonton Tom Jones (1963), yang senang menyaksikan perempuan dengan bra tersebut.
Melihat maraknya antusiasme terhadap plunge bra, produsen lingerie dan shapewear seperti Gossard, Bali, Formfit, dan Warner Brothers turut memproduksinya.
Itulah sedikit sejarah perkembangan bra hingga saat ini menjadi fashion style .***