Pengakuan Yonatan Shapira, Pilot AU Israel yang Membelot dari Negaranya: Kamilah Teroris Sebenarnya

20 Mei 2021, 11:02 WIB
Dokumentasi--Pesawat Israel ketika melakukan serangan udara di wilayah Suriah. /ANTARA/

PORTAL KOTAMOBAGU — Yonatan Shapira, seorang mantan pilot di Angkatan Udara (AU) Israel menyebut pemerintahnya dan angkatan bersenjata adalah kelompok teroris.

Yonatan Shapira mengungkapkan hal itu dalam sesi wawancara dengan kantor berita di Turki.

“Saya menyadari selama masa Intifada (Istilah perlawanan dalam Islam;red) Kedua, ternyata Angkatan Udara Israel dan militer telah melakukan kejahatan perang, meneror jutaan penduduk Palestina. Begitu saya tahu dan menyadari, saya memutuskan bukan cuma keluar dari kesatuan tetapi membujuk pilot lainnya yang juga menolak melakukan kejahatan itu,” ungkap Yonatan Shapira.

Baca Juga: Lembaga PBB Geram, Israel Blokade Akses Tim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Palestina

Dalam karirnya di militer Israel, Yonatan Shapira menyandang pangkat terakhir sebagai seorang kapten.

Ia memutuskan keluar dari AU Israel pada tahun 2003 silam. Di tahun itu juga sedang berkecamuk Intifada Kedua dari Palestina.

“Sebagai anak-anak di Israel, saya dibesarkan dengan pemahaman dan pendidikan Zionis yang sangat militeristik. Kita sama sekali tidak pernah tahu soal Palestina, kita tidak tahu soal Tragedi (Nakba) 1948, kita juga tidak tahu soal penindasan yang sedang terjadi,” jelasnya.

Baca Juga: Resep Rumah Tangga Harmonis Ala Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Setelah hengkang dari AU Israel, Jonatan Shapira makin gencar mengajak rekannya sesama pilot untuk menolak isntruksi menyerang penduduk Palestina.

Sejak 2003 sampai saat ini tercatat ada 27 pilot AU Israel yang memutuskan keluar untuk mengikuti langkah Jonatan Shapira.

Peperangan antara Israel dan kelompok Hamas Palestina meletus pada 10 Mei, beberapa hari sebelum perayaan Idul fitri.

Alasan Hamas menggelar serangan roket adalah untuk membalas sikap aparat keamanan Israel yang terus menghalangi dan menyerang warga Palestina saat beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Baca Juga: Philip Morris Tak akan Lagi Jual Rokok ke Jepang, Bukan Soal Harga

Selain itu, mereka juga membalas sikap pemukim ilegal Israel yang semena-mena untuk mengusir para penduduk Palestina yang menetap di kawasan Sheikh Jarrah, sebelah timur Yerusalem.

Sedangkan Israel mengklaim melakukan pembalasan terhadap Hamas dan berupaya melindungi penduduknya dari aksi terorisme.

Sampai saat ini tercatat ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina, meninggal akibat serangan udara brutal Israel yang hampir setiap hari terjadi.

Baca Juga: Sains Membuktikan, 3 Bagian Tubuh Ini Ungkap Kecerdasan Seseorang

Dari jumlah korban yang meninggal itu, tercatat 61 orang adalah anak-anak dan 36 orang merupakan perempuan. Kemudian untuk korban luka-luka saat ini mencapai lebih dari 1.400 orang.

Sementara untuk korban jiwa di pihak Israel dalam peristiwa saling serang dengan Hamas hanya mencapai 10 orang. Di antaranya adalah seorang perawat asal India, seorang anak berusia lima tahun dan seorang tentara Israel.***

Editor: Cadavi Lasena

Sumber: Instagram/@Infokomando

Tags

Terkini

Terpopuler