Sebagian dari mereka bahkan tidak bermaksud untuk tampil di depan umum, melainkan memilih untuk mengekspresikan diri dalam lingkungan yang lebih tertutup.
Penting untuk dicatat bahwa crossdresser bukanlah hal baru dalam sejarah. Sejak zaman dahulu, ada catatan tentang individu-individu yang mengeksplorasi peran gender dan penampilan.
Namun, dengan kemajuan teknologi dan konektivitas global, komunitas crossdresser hari ini memiliki akses yang lebih luas dan mendapatkan dukungan yang lebih besar dari sesama anggota komunitas maupun masyarakat luas.
Kendati demikian, masih ada stigma dan stereotip yang melekat pada praktik crossdressing ini.
Beberapa orang mungkin masih menganggapnya sebagai hal yang tabu atau bahkan tidak bermoral.
Namun, bagi para pengikut komunitas ini, mereka melihatnya sebagai bentuk kebebasan individu untuk mengekspresikan diri tanpa harus terkekang oleh norma-norma yang ada. ***
Baca Juga: Ini Dia Bulldozer Terbesar di Dunia yang Speknya Bikin Melotot, Super ACCO Parkir di italia