“Sindrom patah hati adalah kondisi serius yang disebabkan oleh stres yang mempengaruhi terutama wanita dan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan jaringan parut pada otot jantung. Anehnya, masih ada kesenjangan besar dalam pengetahuan kita tentang biologi yang mendasarinya," ujar Profesor Metin Avkiran, Associate Medical Director di British Heart Foundation yang mendanai penelitian itu.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation ini menunjukkan bahwa obat yang dikhususkan untuk peradangan mungkin dapat memperbaiki patah hati.
"Penemuan bahwa itu disertai dengan peradangan di dalam jantung dan di seluruh tubuh merupakan langkah maju yang sangat penting," kata Avkiran.
"Kami sekarang membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami apakah peradangan menyebabkan kardiomiopati Takotsubo dan menentukan apakah obat yang menargetkan peradangan bisa menjadi kunci untuk memperbaiki patah hati," ujar Avkiran.***