Baku Hantam di Bulan Ramadhan, Tradisi Unik Masyarakat Maluku Utara

1 April 2022, 23:58 WIB
Ilustrasi /Pixabay.com/

PIKIRAN RAKYAT - Pada umunya banyak tradisi unik masyarakat Indonesia saat mengisi bulan Ramdhan.

Hal ini akan berbeda di setiap daerah, seperti tradisi baku hantam atau baku pukul di Maluku Utara.

Hal ini membuat orang geleng-geleng kepala karena tradisi baku hantam ini di lakukan secara terbuka tanpa pengaman ataupun pelindung diri.

Baca Juga: Berikut ini Penjelasan Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah yang Wajib Kita Ketahui

Di kutip dari YouTube @SuperTop, simak penjelasan tradisi hatut atau baku hantam masyarakat Maluku Utara :

Hatut atau Baku hantam adalah adata atau tradisi masyarakat di pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Hal ini menjadi sangat unik karena tidak mengunakan pelindung diri dan mungkin menjadi satu-satunya di Indonesia.

Tradisi satu ini dilakukan dalam waktu yang berbeda-beda, sore hari untuk anak-anak dan malam hari buat orang dewasa.

Sore hari hari menjelang magrib, biasanya anak-anak ini akan bertarung di pinggir pantai.

Mereka terbagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan dan kemudian mengambil posisi untuk melakukan ada jotos atau tradisi hatut.

Di malam hari, tepatnya selesai salat tarawih para pria dewasa yang tergabung dalam pertarungan adat ini, melakukan tradisi baku hantam tepat didepan Masjid.

Tradisi aduh jotos untuk orang dewasa sama seperti peraturan hatut anak-anak, dibagi juga dalam dua kelompok.

Baca Juga: Lima Nasehat Rasulullah untuk Hidup Selamat Dunia Akhirat

Kemudian seperti biasa, mereka pun mengambil posisi untuk saling baku hantam.

Dalam pertarungan ini terjadi pertarungan bebas yang memungkinkan terjadinya cedera parah.

Walaupun begitu ada aturan mainnya sendiri dalam tradisi hatut ini.

Tidak boleh menggunakan alat, meski cincin sekalipun dan tidak boleh memukul dari belakang lawan.

Tradisi yang mengandung unsur kekerasan ini, sudah pernah dilarang lewat Pergub tahun 80-an, namun apa dikata tradisi mereka sudah mendarah daging.

Karena tradisi ini sudah menjadi kebiasaan dan berlangsung secara turun temurun dari generasi kegenerasi.

Walaupun melakukan kekerasan, tetapi terdapat makna penting yang terkandung dalam tradisi hatut ini.

Seperti melatih kekuatan tubuh, menempa mental, serta tetap dalam persatuan dan jiwa Kesatria.

Itulah tradisi baku hantam di depan Masjid yang masih di jalankan masyarakat Maluku Utara. (***)

Editor: Paisal Ibrahim Tuliabu

Sumber: YouTube @SuperTop

Tags

Terkini

Terpopuler