Sri Lanka Bangkrut, Ranil Wackremesinghe Akui Ekonomi Negaranya Hancur

23 Juni 2022, 11:19 WIB
Sri Lanka Bangkrut, Rani Wackremesinghe Akui Ekonomi Negaranya Hancur /Reuters

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Negara Sri Lanka bangkrut akibat sederet permasalahan ekonomi yang melanda. Bahkan secara tegas diakui oleh Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe jika ekonomi negara yang dipimpinnya hancur.

Kebangrutan yang dialami Sri Lanka diakibatkan lonjakan harga yang begitu tinggi sehingga untuk membeli kebutuhan pokok pun kini masyarakat dinegara tersebut tidak mampu.

Dilansiri dari Sky News, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan, ekonomi negara yang ia pimpin telah hancur dan tidak mampu membeli berbagai kebutuhan pokok seperti impor minyak dan berbagai komoditas lainnya.

Baca Juga: Dihukum China, Australia Kini Dekati Negara Asia Tenggara Sebagai Sekutu Perdagangan

Kondisi itu disampaikan Ranil Wickremesinghe menyusul telah terjadinya kekurangan bahan makanan, bahan bakar, dan listrik selama berbulan-bulan di negaranya.

Selain itu, kredit dari negara tetangga seperti India tang kini tidak mampu lagi menopang ekonomi Sri Lanka.

"Kami sekarang menghadapi situasi yang jauh lebih serius di luar kekurangan bahan bakar, gas, listrik dan makanan," kata Ranil Wickremesinghe hadapan parlemen.

"Ekonomi kita telah benar-benar runtuh, itu adalah masalah paling serius sebelum kita hari ini," ungkapnya.

Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Barat Ingin Menjatuhkan Rusia dengan Memberlakukan Sanksi 'Bodoh'

Ranil Wickremesinghe juga mengungkapkan, perusahaan minyak milik negara yakni Ceylon Petroleum Corporation kini terbelit hutang sebesar 700 juta dolar AS.

Dampaknya, kata Wickremesinghe negara atau organisasi di dunia tidak lagi bersedia menyediakan bahan bakar untuk Sri Lanka.

"Mereka bahkan enggan menyediakan bahan bakar untuk uang tunai," tuturnya.

Sejauh ini negara Sri Lanka dikenal sebagai salah satu negara miskin di dunia, terlebih ketika krisis ekonomi melanda negara tersebut.

Sri Lanka juga tengah berjuang menghadapi beban hutang negara yang luar biasa. Beban itu pun bertambah berat akibat wabah Covid-18, yang menghilangkan pendapatan negara Sri Lanka pada sektor pariwisata. ***

Editor: Moh Irfany Alhabsyi

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler