Primbon Jawa Kelahiran 20 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 3 Desember 2022, 14:25 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 20 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 20 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Pixabay/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 20 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 20 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 20 Februari 2004, Jum'at Sukra
Tanggal Jawa : 28 Besar 1936, Jemuwah Pahing
Tanggal Hijriah : 28 Dzul Hijjah 1424

Watak berdasarkan weton

Dina : Jemuwah
Enerjik mengagumkan.
Pasaran : Pahing
Selalu ingin memiliki (barang), kesungguhannya penuh perhitungan untuk mendapatkan untung, suka menolong, mandiri, kuat lapar, banyak musuhnya, kalau tersinggung menakutkan marahnya, suka kebersihan. Sering kena tipu dan kalau kehilangan jarang bisa menemukan kembali.
Haståwårå/Padewan : Kala
Pemarah, suka mengganggu orang lain, suka berbohong.
Sadwårå : Wurukung
(Hewan) Kurang waspada.
Sångåwårå/Padangon : Gigis
(Tanah/Bumi) Berhati longgar, pamomong, sabar.
Saptåwårå/Pancasuda : Tunggak Semi
Rejekinya selalu ada, akan habis tetapi mendapatkan lagi.
Rakam : Mantri Sinaroja
Memperoleh kemuliaan, mampu menjalankan tugas, angkuh.
Paarasan : Lakuning Srêngéngé
Sentosa, berwibawa, menghidupi, menerangi.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Pahang
Dewa Bumi : Bethara Tantra.
Pohonnya Gendhayakan : menjadi pelindung orang sakit.
Burungnya Cocak : Pandai bicara, suka bertempat di perkotaan.
Gedhongnya terbuka pintunya : ikhlas dermawan.
Memandhi (menyunggi) praja : Ucapannya bernuansa panas.
Ngiwakake banyu (meminggirkan ke kiri pasu air) : Kurang baik budi pekertinya.
Pahang ora pinuju ing ati (Pahang tidak berkenan di hati) : Mudah tersinggung.
Aralnya : dianiaya.
Sedekah / sesaji : Nasi gurih dang-dangan beras senilai zakat fitrah, lauknya ayam putih lembaran.
Do'anya : rasul, slawatnya : 40 ketheng.
Kala Jaya Bumi : ada di selatan menghadap ke utara.
Saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya menghindari bepergian yang menuju ke arah selatan.
Pahang ibarat burung terkena jerat : lengah. Wuku Pahang baik untuk mengobati penyakit, menanam apa saja, menikah.
Tidak baik untuk bepergian jauh, mencari nafkah, merencanakan dan memperbaiki apa saja.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x