Hobi Makan Otak Manusia! Lakukan Praktik Kanibalisme, Suku Ini Diserang Wabah Sapi Gila

- 23 Maret 2024, 12:10 WIB
Suku Fore adalah suku pedalaman Papua Nugini.
Suku Fore adalah suku pedalaman Papua Nugini. /

PORTAL KOTA, Pikiran Rakyat - Praktik kanibalisme manusia, yang sering dikaitkan dengan suku-suku pedalaman yang jauh dari peradaban modern ternyata masih terdapat di beberapa wilayah.

Salah satu contohnya adalah suku pedalaman hutan Papua Nugini, yang terkenal dengan kebiasaan memakan sesama, mereka adalah suku Fore.

Namun, lebih dari sekadar sebuah kebiasaan budaya, kanibalisme ini juga terkait dengan penyebaran penyakit yang sangat mengerikan yang tiba-tiba mewabah di kelompok suku Fore.

Dalam beberapa ritual makan mereka, Suku Fore disebut sering memakan otak sesama anggota suku yang telah meninggal.

Epidemi kuru, sebuah gangguan saraf yang disebabkan oleh prion menular, adalah salah satu contoh yang paling menonjol.

Penyakit ini mematikan, dan pada puncaknya pada tahun 1950-an, epidemi ini membunuh hingga 2 persen anggota suku setiap tahunnya.

Namun, apa yang mengejutkan para ilmuwan adalah penemuan bahwa beberapa anggota suku tersebut membawa gen yang tampaknya memberikan perlindungan terhadap kuru.

Para peneliti menemukan bahwa mutasi genetik yang disebut V127 hadir pada beberapa orang yang selamat dari epidemi kuru, tetapi tidak pada mereka yang mengembangkan penyakit tersebut.

Untuk membuktikan hubungan antara mutasi ini dan resistensi terhadap kuru, para peneliti melakukan serangkaian eksperimen dengan menggunakan tikus sebagai model.

Hasilnya menunjukkan bahwa tikus dengan mutasi V127 resisten terhadap kuru, serta penyakit prion lainnya, seperti penyakit Creutzfeldt-Jakob. atau Sapi Gila.

Penemuan ini bukan hanya memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme penyakit prion, tetapi juga memiliki implikasi penting dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan.

Dr. John Collinge, penulis senior studi ini dan seorang profesor penyakit neurodegeneratif di University College London, menggambarkan temuan ini sebagai "contoh mencolok dari evolusi Darwinian pada manusia".

Mutasi genetik yang memberikan perlindungan terhadap penyakit prion, menunjukkan bahwa evolusi tidak hanya memengaruhi organisme dalam konteks biologis, tetapi juga dalam konteks penyakit dan kesehatan.

Dengan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana mutasi ini terjadi, para peneliti berharap dapat membuka jalan baru dalam upaya pencegahan penyakit prion.

Meskipun studi ini memberikan wawasan yang berharga, penting untuk dicatat bahwa praktik kanibalisme itu sendiri tidak secara langsung mengarah pada perkembangan resistensi terhadap kuru.

Mutasi genetik seperti V127 kemungkinan sudah ada dalam populasi sebelum epidemi kuru, dan menjadi lebih umum karena memberikan keuntungan genetik bagi individu yang membawanya.

Ini adalah contoh yang menarik dari bagaimana seleksi alam beroperasi dalam populasi manusia, bahkan dalam konteks penyakit mematikan seperti penyakit prion. ***

Baca Juga: Sang Pedang Allah: Kisah Abu Sulaiman Khalid, Panglima Perang Islam yang Paling Ditakuti

Baca Juga: Sering Nuduh Negara Lain Lakukan Genosida, Ternyata Amerika Dalang Pembantaian 55 Juta Suku Indian

Baca Juga: Terlahir Boros! Biar Kalah Nasi Asal Tak Kalah Aksi! Kelakuan, Lasape Bikin Geleng-Geleng Kepala

Editor: Suprianto Suwardi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah