WASPADA! Diperkirakan Dampak Bulan Baru Stroberi Mikro Sampai 1 Juli 2022: Simak Penjelasan BRIN

- 30 Juni 2022, 05:50 WIB
WASPADA! Diperkirakan Dampak Bulan Baru Stroberi Mikro Sampai 1 Juli 2022: Simak Penjelasan BRIN
WASPADA! Diperkirakan Dampak Bulan Baru Stroberi Mikro Sampai 1 Juli 2022: Simak Penjelasan BRIN /*/mantrasukabumi.com/dok. mantra Sukabumi

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Harusnya anda mengetahui dampak dari Bulan Baru Stroberi Mikro, yang diperkirakan sampai tanggal 1 Juli 2022 nanti.

Untuk itu, kali ini kita akan membahas dampak fenomena Bulan Baru Stroberi Mikro 29 Juni 2022, yang diperkirakan menimbulkan dampak sampai 1 Juli 2022 nanti.

Fenomena langka Bulan Baru Stroberi Mikro ( New Strawberry Micromoon ) punya dampak bagi kehidupan di Bumi, dan patut untuk diwaspadai sampai 1 Juli 2022 nanti.

Dikutip PortalKotamobagu.pikiran-rakyat.com dari EDUSAINSA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Selasa 30 Juni 2022.

Baca Juga: Spesifikasi, Keunggulan dan Harga Oppo A96, Pembelian sampai 5 Juli 2022 dapat Tiket Nonton Gratis

Menurut Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang, dampak yang ditimbulkan fenomena ini seperti halnya fase Purnama maupun fase bulan baru yang merupakan siklus normal.

Namun menurut Andi, Bulan Baru Stroberi Mikro dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan efek yang terjadi dalam siklus alam normal.

“Pasang laut ini, disebut juga sebagai pasang purnama," ucap Andi Pangeran dalam keterangan resminya.

Lebih jauh Andi menerangkan, pasang laut yang tinggi ini terjadi karena konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan atau Matahari-Bulan-Bumi yang segaris.

Fenomena ini mengakibatkan masing-masing gaya diferensial (gaya pasang surut) yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama dalam satu garis.

Lebih jauh Andi menerangkan, arah pada gaya diferensial berjumlah sepasang, menghadap atau searah dan membelakangi atau berlawanan arah terhadap objek yang menimbulkan gaya pasang surut.

Baca Juga: Apa Itu Holywings? Kenapa Dikecam di Seluruh Indonesia, Simak Faktanya

Lanjutnya, walaupun konfigurasi Bulan berlawanan arah dengan Matahari seperti ketika terjadi Purnama, namun gaya diferensial yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama.

“Arah gaya diferensial yang sama inilah yang membuat resultan/total gaya diferensial yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan dengan pasang perbani, yakni saat konfigurasi pada fase perbani/kwartir awal maupun akhir yang mana Matahari-Bumi-Bulan membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat," ungkap Andi.

Fenomena ini menyebabkan pelemahan gaya sekitar 15,5 persen dari gaya diferensial pada jarak rata-rata Bumi-Bulan.

Meskipun, saat Bulan Baru Stroberi Mikro, Bulan mencapai titik terjauh Bumi.

Secara umum, gaya diferensial pasang purnama 27 persen sampai 38 persen lebih besar dibandingkan saat pasang perbani, jika diperbandingkan pada jarak yang cenderung sama.

Dengan demikian Andi menegaskan, agar lebih waspada dengan terjadi pasang laut tertinggi saat 29 Juni 2022.

Baca Juga: Berikut Jadwal Pertandingan Manchester United VS Liverpool di Laga Pramusim Liga Inggris

Ia juga menghimbau agar para nelayan tidak melaut dan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, untuk terus waspada antara dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 27 Juni sampai 1 Juli 2022 nanti.

“Perhitungan ini, semata-mata hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja dan tidak mempertimbangkan gelombang laut akibat badai angin," tegas Andi mengingatkan dampak Bulan Baru Stroberi Mikro.

Demikianlah dampak yang diperkirakan disebabkan Bulan Baru Stroberi Mikro Sampai 1 Juli 2022, dari penjelasan BRIN.***

Editor: Paisal Ibrahim Tuliabu

Sumber: edusainsa.brin.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah