Efek Jam Kerja Terlalu Panjang Ternyata Mampu Sebabkan Kematian

- 17 Mei 2021, 23:34 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /straingz/pixabay

Kemudian WHO bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO), mengadakan penelitian terbaru seputar lamanya jam kerja dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 72 persen pekerja yang meninggal gegara terlalu lama bekerja selama masa muda mereka.

Menurut penelitian, 72 persen yang meninggal tersebut kebanyakan terdiri atas pria yang berusia 50 tahunan ke atas.

Hasil penelitian gabungan WHO dan ILO juga menunjukkan bahwa mereka yang bekerja di Asia Tenggara, kawasan Pasifik Barat, Tiongkok, Jepang, dan Australia, kebanyakan mengalami kematian lantaran terlalu lama bekerja.

Baca Juga: Sadis! Seorang Kakek Dibunuh Anaknya Sendiri Pakai Linggis, Kapak, dan Sabit

Dari sebanyak 194 negara yang dilibatkan dalam penelitian ini, ditemukan mereka menerapkan 55 jam kerja seminggu bahkan lebih.

Mereka yang bekerja selama 55 jam seminggu atau lebih, cenderung memiliki resiko terserang stroke 35 persen lebih besar ketimbang yang bekerja selama 35 hingga 40 jam seminggu.

Sementara resiko terserang serangan jantung hanya lebih besar 17 persen dari mereka yang bekerja tidak terlalu ekstrim per minggunya.

Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh WHO kemudian membuktikan bahwa resiko terserang stroke dan serangan jantung menjadi makin besar setelah pandemi Covid-19 menyerang dunia.

Hal ini diduga lantaran jam kerja makin panjang setelah diberlakukannya sistem kerja dari rumah.

Halaman:

Editor: Cadavi Lasena

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah