Viral Lagi, Latto-latto Dulu Ternyata adalah Mainan Terlarang di AS

24 Desember 2022, 09:15 WIB
Bocah bermain latto-latto atau noknok. /YouTube/Vin Win/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Mainan anak-anal jadul yang disebut latto-latto viral kembali.

Di Manado, latto-latto bahkan tidak hanya dimainkan oleh anak-anak, tapi sering terlihat dimainkan oleh mereka yang berasal dari golongan dewasa.

Mainan tradisional ini berbentuk dua buah bola plastik padat yang diikat dengan seutas tali dan memiliki cincin jari di tengahnya.

Nah pertanyaannya adalah berasal dari manakah mainan yang sedang viral di platform TikTok dan media sosial lainnya ini?

Baca Juga: 9 Fakta Menarik Tentang Hiasan Pohon Natal, Ternyata Banyak Yang Belum Tahu

Di Indonesia, latto-latto memiliki nama lain seperti etek-etek dan nok-nok lantaran mengeluarkan bunyi etek-etek dari hasil benturan dua bola plastik padat saat dimainkan.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, mainan itu pertama kali muncul pada tahun 60-an di Amerika Serikat (AS).

Ketika itu, clackers tua terbuat dari logam, kayu, atau plastik akrilik keras untuk menghasilkan suara yang memuaskan. Namun bahan ini ternyata jadi bumerang bagi anak.

Mainan ini mulanya terinspirasi dari senjata koboi Argentina yang dikenal sebagai gaucho. Alat lontar para koboi untuk membantu mereka menangkap targetnya.

Seiring dengan semakin populernya clackers ball, terdapat banyak laporan kecelakaan pada anak, dari ringan sampai berat akibat bola clackers yang pecah ketika dimainkan.

Dapat izin dari FDA (BPOM Amerika) sebab tidak mengandung bahan kimia keras, radioaktif, atau mudah terbakar, produsen clackers pembuat mainan mengganti bahan dengan plastik.

Saat kembali digandrungi, ancaman baru menuai kritik dari masyarakat. Alih-alih membantu mendorong koordinasi tangan-mata dalam tumbuh kembang anak, bola clackers ini justru dinilai berisiko merusak penglihatan.

Jumlah kasus insiden menjadi begitu besar di AS sehingga akhirnya komite dan organisasi berwenang turun tangan.

Bola clackers digandrungi di paruh kedua tahun 1960-an. Lalu pada 1973, Komisi Keamanan Produk Konsumen dibentuk dan mulai mengintervensi produk mainan anak.

Sebagai tanggapan atas protes orang tua, tiga tahun setelah lembaga itu dibentuk, bola clackers dinyatakan sebagai "bahaya mekanis", lalu menghilang begitu saja dari pasaran.

Meski demikian, beberapa dekade berlalu, bahan baru mainan semakin kesini semakin aman secara ilmiah, termasuk untuk latto-latto, termasuk ketika sudah masuk ke Indonesia.

Permainan latto-latto atau nok-nok ini disebut berguna untuk melatih keterampilan fisik dan fokus pada anak.

Dengan begitu, permainan ini menjadi sangat baik dimainkan oleh anak-anak karena dapat melatih motorik halus maupun kasar pada anak.

Baca Juga: 20 Ucapan Natal Tahun 2022 yang Menyentuh Hati dan Penuh Doa

Cara memainkannya dengan mengayunkan kedua bola baik secara cepat atau lambat hingga akhirnya kedua bola saling berbenturan dan menimbulkan bunyi.

Selain banyak fungsinya, si mainan jadul nok-nok juga memiliki harga yang sangat murah dan terjangkau, jika dibandingkan dengan mainan modern masa kini.

Artikel ini telah ditayangkan di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: "Sejarah Latto-latto, Mainan Asal Amerika yang Sempat Dilarang pada Tahun 1973" pada 24 Desember 2022, pukul 07:16 WIB.***

Editor: Sahril Kadir

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler