6 Alasan produk China Tidak Lagi Dipandang Sebelah Mata di Dunia Otomotif

- 4 September 2023, 20:27 WIB
Wuling New Almaz RS salagh satu produk otomotif dari China.
Wuling New Almaz RS salagh satu produk otomotif dari China. /laman resmi kanal youtube autonetmagz/

Portal Kotamobagu - Persaingan dalam industri otomotif global menjadi semakin intens, dan China dengan ambisi besar telah memasuki panggungnya.

Dengan tekad untuk menjadi pemain terkemuka dalam ekspor kendaraan penumpang, China menantang dominasi yang telah lama dipegang oleh Jerman dan Jepang.

Keberhasilan China dalam mencapai posisi terdepan di pasar otomotif di Timur Tengah dan Amerika Latin adalah hasil dari strategi bisnis yang mengombinasikan harga kompetitif dengan kualitas yang tetap bersaing.

Jika ambisi China ini tercapai, peta persaingan industri otomotif global akan berubah secara signifikan dan mungkin akan menimbulkan ketegangan dengan mitra dagang dan pesaingnya.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang bagaimana China mulai menguasai pasar otomotif global.

Baca Juga: Honda GB 750 dan Honda CL 750 Scrambler: Pengantar Sepeda Motor Menggoda di Tahun 2024

1. Ekspor Mobil China Melonjak Pesat

Menurut data yang dirilis oleh Asosiasi Mobil Penumpang China, ekspor mobil buatan China telah meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2020, mencapai lebih dari 2,5 juta unit pada tahun lalu.

Meskipun masih kalah dari Jerman yang memimpin dalam hal ekspor mobil, ekspor China semakin mendekati angka ekspor Jepang.

Bahkan, China telah berhasil mengejar Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam hal volume ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa China saat ini menjadi pesaing yang tangguh bagi raksasa otomotif yang sudah mapan.

2. Tantangan bagi Merek Eropa di Pasar Eropa

Di Eropa, kendaraan buatan China yang banyak dijual adalah model listrik buatan Tesla, serta mobil dengan merek Volvo, MG, Asia Spring, atau BMW X3 yang diproduksi secara eksklusif di China.

Beberapa merek lokal seperti BYD dan NIO juga telah muncul dengan ambisi untuk mendominasi pasar kendaraan energi baru.

Dukungan dari perusahaan seperti BYD dalam menarik pembeli kendaraan listrik di negara maju seperti Australia menunjukkan bahwa ini baru awalnya.

China berencana menjual lebih dari 8 juta kendaraan penumpang ke luar negeri pada tahun 2030, lebih dari dua kali lipat dari jumlah pengiriman saat ini.

Baca Juga: Mobil Murah Pake Sunroof, Honda Elevate jadi Pesaing Tangguh di Segmen SUV

3. Perubahan dalam Rantai Pasokan

China tidak hanya berhenti pada pengembangan kendaraan yang terjangkau, tetapi juga telah bergeser dari menjadi pabrik dunia untuk barang-barang seperti perangkat elektronik konsumen, peralatan rumah tangga, dan mainan murah.

China sekarang fokus pada produk yang lebih kompleks dan canggih untuk pasar yang lebih kompetitif dan diatur dengan ketat.

Perusahaan China mulai naik ke tingkat atas dalam rantai nilai dalam industri manufaktur, menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dalam pasar global yang lebih tinggi.

4. Tantangan bagi Raksasa Otomotif Mapan

Lonjakan dalam ekspor mobil China telah menciptakan tantangan bagi produsen otomotif yang sudah mapan. General Motors, sebagai contoh, menjual sekitar 40.000 SUV kompak Big and Vision buatan China di Amerika Serikat pada tahun 2021.

Namun, ketegangan politik yang melibatkan tarif dan subsidi era Trump yang dimaksudkan untuk mendorong produksi dalam negeri telah mengurangi daya tarik pasar bagi mobil-mobil China.

5. Tantangan di Eropa

Selama dekade terakhir, China telah berusaha memasuki pasar otomotif Eropa. Meskipun ada beberapa kendala, termasuk kekhawatiran tentang keselamatan, kendaraan China telah memenuhi standar emisi Eropa dan mendapat sambutan positif di pasar Uni Eropa.

Namun, peningkatan cepat dalam pengiriman mobil China ke Uni Eropa berisiko memicu reaksi politik di sana, terutama dalam hal perlindungan perdagangan.

Baca Juga: Ternyata Benda-Benda ini Dapat Mendatangkan Keberuntungan Dan Rezeki

6. Harga yang Bersaing

Salah satu keunggulan utama mobil buatan China adalah harganya yang bersaing. Dengan harga sekitar sepertiga dari mobil buatan Jerman pada tahun 2021, mobil China menimbulkan ancaman serius bagi produsen Jepang dan Korea Selatan.

Dalam persaingan harga yang ketat, merek-merek otomotif Jepang dan Korea Selatan harus berjuang keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Seiring dengan ambisi China untuk menguasai pasar otomotif global, persaingan di industri ini akan semakin sengit.

China terus berinvestasi dalam teknologi dan kualitas untuk memenuhi standar global, dan ini adalah waktu yang menarik untuk menyaksikan evolusi industri otomotif secara global. ***

Editor: Suprianto Suwardi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah