Hanya Rp3.100 Per Liter! Inilah Bahan Bakar Baru Calon Pengganti Pertalite

19 Desember 2022, 01:15 WIB
Ilustrasi sedang mengisi bahan bakar kendaraan /Pixabay/JirkaF/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Pemerintah berencana menghadirkan bahan bakar baru yang diisukan bakal menjadi pengganti Pertalite.

Nama bahan bakar baru itu adalah CNG, yang diklaim bisa menjadi solusi di saat harga BBM konvensional yang tengah meroket.

Disebutkan, bahan bakar baru tersebut akan dilabeli harga hanya Rp3.100 per liter, atau jauh lebih murah dibandingkan Pertalite.

Meski dengan harga yang jauh lebih murah, ternyata CNG berani head to head dengan BBM kualitas tinggi seperti Pertamax Turbo. Jadi apa itu CNG?

Baca Juga: Menengok Kembaran Vespa Primavera, SYM Fiddle IV 200i

Isu CNG sebagai bahan bakar pengganti BBM konvensional sebenarnya bukan berita baru di dunia energi Indonesia.

Pasalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah memperkenalkan CNG bersama LGV sejak tahun 2012 lalu.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan bahwa CNG merupakan kepanjangan dari compressed natural gas (CNG).

Sesuai namanya, CNG adalah bahan bakar gas yang dibuat metana (CH4) yang sudah dipadatkan dan diekstrak dari gas alam.

Selanjutnya, CNG akan disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan yang biasanya berbentuk silinder. Dengan penyimpanan seperti itu, CNG biasanya memiliki tekanan hingga 200 bar.

Sebenarnya CNG telah digunakan di berbagai negara, termasuk Indonesia, sebagai alternatif tenaga untuk transportasi umum, sejak tahun 2012.

Dengan kualitas yang melebihi Pertamax Turbo dengan angka oktan RON 98, CNG ini hanya dijual Rp3.100 per liter, jauh lebih murah daripada Pertalite.

Untuk penggunaannya, CNG biasanya digunakan di daerah-daerah yang memiliki sumber gas atau terdapat pipa gas bumi. Sayangnya, hal tersebut membuat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) CNG sangat terbatas jumlahnya.

Kini, pemerintah tengah menggalakkan kembali upaya untuk menghadirkan CNG sebagai pengganti dari Pertalite.

Direktur Utama PT TGN M Haryo Yunianto menyatakan CNG akan digunakan untuk energi transportasi darat dan kapal para nelayan.

"Program gas bumi untuk transportasi darat dan kapal nelayan tradisional akan menggunakan CNG," ucapnya.

"Kami proyeksikan program ini akan mengoptimalkan pemanfaatan SPBG milik Pertamina yang dibangun menggunakan dana mandiri dan APBN," tuturnya lagi seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.

Menurut peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, Hari Sumartono, penggunaan CNG akan lebih efektif daripada BBM konvensional.

Salah satunya dikarenakan bahan bakar ini merupakan gas alam yang dipadatkan, maka emisi dari kendaraan bisa berkurang dari 20-25 persen.

“Karena komposisi kimia CNG atau gas alam mayoritas 90 persen metana sehingga menghasilkan emisi CO2 yang lebih kecil dibanding bensin, bisa 20-25 persen lebih rendah,” ucapnya.

Selain itu, Haryo Yunianto juga sempat menjelaskan Indonesia punya potensi yang bagus soal CNG.

Karena Indonesia memiliki potensi gas bumi yang mencukupi untuk dilakukan sumber transisi energi.

Keunggulan lainnya dari penggunaan CNG adalah angka kompresinya yang sudah pasti lebih tinggi dari BBM biasa. Sebagai perbandingan, angka oktan dari BBM seperti Pertamax hanya mencapai RON 92. Sementara Pertamax Turbo bisa mencapai RON 98.

“LPG (gas alam) sendiri bisa di atas 100 oktan, sementara bensin yang terbaik sekali pun seperti Pertamax hanya 92 oktan atau turbo 95 sampai 98 oktan,” ujar Hari menjelaskan.

Dengan angka oktan yang lebih tinggi, namun harga lebih murah, CNG akan membuat proses pembakaran di dalam mesin lebih sempurna. Tetapi dengan biaya yang lebih kecil, dan juga ramah lingkungan.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler