Mengapa Sri Lanka Bangkrut? Ini Kronologi Hancurnya Ekonomi Negara Berjulukan Mutiara Samudera Hindia

- 23 Juni 2022, 11:58 WIB
Mengapa Sri Lanka Bangkrut? Ini Kronologi Hancurnya Ekonomi Negara Berjulukan Mutiara Samudera Hindia
Mengapa Sri Lanka Bangkrut? Ini Kronologi Hancurnya Ekonomi Negara Berjulukan Mutiara Samudera Hindia /Instagram/ @ranil_wickremesinghe

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Negara Sri Lanka kini menghadapi situasi ekonomi yang hancur bahkan telah bangkrut.

Hal itu pun telah diungkapkan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, bahwa negara yang dipimpinnya telah bangkrut.

Lantas bagaimana negara yang berjulukan mutiara samudera hindia ini bisa bangkrut? Berikut kronoliginya.

Kebangrutan negara Sri Lanka diketahui akibat gagal membayar hutang luar negeri (ULN) sebesar US$51 miliar atau Rp754,8 triliun (Jika diasunsikan pada kisaran kurs Rp 14.800 per dolar AS)

Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut, Rani Wackremesinghe Akui Ekonomi Negaranya Hancur

Sangking terpuruknya ekonomi Sri Lanka, pemerintah negara setempat melakukan penghematan pada cadangan bahan bakar yang menipis dengan menutup sekolah dan menghentikan layanan pemerintahan.

Bahkan, untuk menghemat pemerintah negara tersebut juga menerapkan work from home bagi selurub pegawai negeri sipil (PNS).

Sebelum dinyatakan bangkrut, Sri Lanka 
mencatatkan rekor inflasi tinggi pada kebutuhan bahan pokok, dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Akibatnya, aksi protes rakyat Sri Lanka atas kebijakan pemerintah pun tak terbendung selama beberapa bulan belakangan.

Tidak hanya itu, protes warga Sri Lanka pun disertai desakan agar Presiden Gitabaya Rajapaksa mundur dari jabatannya karena dianggap gagal memimpin negara.

Baca Juga: Dihukum China, Australia Kini Dekati Negara Asia Tenggara Sebagai Sekutu Perdagangan

Krisis ekonomi dan bahan bakar di negara Sri Lanka memeng telah terjadi cukup lama. Kini pasokan bahan bakar di negara pecahan India tersebut telah menipis bahkan habis.

Sebagaimana dilansir dar Sky News, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengungkapkan bahwa Sri Lanka kini membutuhkan suntikan dana sebesar US$75 juta dalam valuta asing untuk membayar sejumlah kebutuhan impor penting.

"Saat ini kami hanya memiliki stok bensin untuk satu hari. Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kami," ungkap Ranil Wickremesinghe.

Tak hanya kondisi ekonomi yang buruk, Sri Lanka juga menghadapi situasi genting pada bidang Kesehatan.

Ranil Wickremesinghe mengatakan jika kini negaranya kekurangan stok 14 jenis obat-obatan penting.

Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Barat Ingin Menjatuhkan Rusia dengan Memberlakukan Sanksi 'Bodoh'

Runtuhnya ekonomi Sri Lanka juga diakibatkan dari krisis pangan ditengah tekanan krisis ekonomi dan politik yang terus memburuk.

Ranil menuding, bahkan menyalahkan kondisi ini terjadi akibat ulah pemerintah sebelumnya yang salah mengurus negara.

Krisis pangan yang terjadi dinegara itu lantaran kekurangan pupuk saat dimusim tanam selama Mei dan Agustus, sehingga membuat petani kesulitan, hingga mengalami gagal tanam dan panen.

Baca Juga: Disebut Membawa Senapan Serbu M-16, 3 Warga Palestina Tewas Diserang Tentara Israel di Jenin

Krisis pupuk ini pun membuat Presiden Gotabaya Rajapaksa mengeluarkan kebijakan dengan melarang pengunaan semua pupuk berbahan kimia secara drastis.

Wabah virus corona yang terjadi sejak awal 2020 sampai saat ini, pun menambah retaknya ekonomi negara tersebut.

"Saya benar-benar mendesak semua orang untuk menerima kegawatan situasi saat ini," ucap Ranil Wickremesinghe yang resmi menjabat Perdana Menteri Sri Lanka pada pertengahan Mei 2022 lalu. ***

Editor: Moh Irfany Alhabsyi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah