Bayar Jaminan Rp3 Miliar, Donald Trump Hanya Dipenjara 20 Menit

26 Agustus 2023, 12:02 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump /Foto: ANTARA/REUTERS/Evelyn Hockstein/am.

Portal Kotamobagu - Kamis malam waktu Amerika, Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, melalui pengalaman yang tak terduga.

Dalam sekejap mata, ia didaulat menjadi narapidana dengan nomor PO1135809 dan menjalani sekitar 20 menit di dalam penjara Fulton County.

Momentari ini menjadi sorotan dunia, mengingat sosok yang melalui detik-detik singkat tersebut.

Di tengah langkah-langkah cepat yang diambil, Trump tak melepaskan kesempatan untuk menyempurnakan momen tersebut dengan pengambilan foto terdakwa, atau yang sering disebut "mugshot".

Foto ini, sebagai bukti singkat akan perjalanan singkatnya di belakang jeruji, mendapatkan perhatian publik yang tak kalah besar dari momen intinya.

Ketika bebas, mantan kepala presiden Amerika Serikat ini tak menyia-nyiakan waktu untuk menanggalkan penampilan narapidana.

Dari penjara, Trump langsung menuju bandara Harts Field-Jackson Atlanta, menandai akhir dari babak singkat yang benar-benar luar biasa ini.

Baca Juga: Skutik Baru VZ 125i: Saingan Tangguh Honda Beat yang Siap Meramaikan Pasar

Namun, tak lantas semua berakhir di situ. Dalam pernyataan resmi, Trump sekali lagi menggulirkan klaim yang sudah tak asing lagi: dakwaan terhadapnya hanya alat politik semata. Seperti melodrama yang terus berputar, dia bersikeras bahwa tuduhan yang melekat padanya memiliki nuansa politik yang tak dapat diabaikan.

Trump dan 18 individu lainnya sebelumnya dihadapkan pada dakwaan yang berhubungan dengan upaya kriminal dalam pemilihan presiden di Georgia. Mereka juga dituduh bersekongkol untuk mencampuri jalannya pemilihan Amerika 2020.

Dalam wawancaranya yang mewakili posisi pribadi, Donald Trump dengan tegas memperkuat keyakinannya, "Itu tak boleh dibiarkan terjadi. Jika seseorang berani menantang integritas sebuah pemilihan, mereka harus memiliki kapasitas untuk menantang secara adil. Menurut pandangan saya, pemilihan tersebut sarat dengan ketidakjujuran. Pemilihan yang penuh dengan kelicikan. Dan saya merasa berhak untuk menegakkannya."

Seiring sorotan yang kian tajam, mantan presiden ini juga tak ragu mengaitkan argumennya dengan sejumlah tokoh yang tak luput dari perhatian publik selama beberapa tahun terakhir. Dari Hillary Clinton hingga Stacy Abrams, Trump menegaskan bahwa pandangan dan tindakan serupa telah dilakukan oleh banyak individu lainnya.

Baca Juga: New Vimax 175: Pesaing Baru NMax di Dunia Skutik Otomotif yang Menggoda

Sebagai akhir pernyataannya, dengan nada yang mencerminkan ketidakpuasan, Trump memandang situasi ini sebagai parodi atas konsep keadilan. Sebuah pandangan pribadi yang tentu saja akan terus menjadi bagian dari diskusi di tengah dinamika politik dan hukum yang tak pernah surut.

Sementara detik-detik singkat di balik jeruji telah berakhir, narasi kontroversial ini terus hidup dan menggelegar. Tudingan terhadap pemilu yang bermuatan politis, kebebasan untuk menantang pemilu, dan keraguan terhadap integritas keadilan, semuanya menciptakan buah bibir yang tak kunjung usai. ***

Editor: Suprianto Suwardi

Tags

Terkini

Terpopuler