Tuntut Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, Aremania Bakar Lilin Tujuh Hari Berturut-turut

- 4 Oktober 2022, 12:10 WIB
Bonek - Aremania dan Suporter Lainnya Berkumpul di Probolinggo, Iringi Doa Tragedi Maut Kanjuruhan Malang
Bonek - Aremania dan Suporter Lainnya Berkumpul di Probolinggo, Iringi Doa Tragedi Maut Kanjuruhan Malang /ZONA SURABAYA RAYA

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Tragedi Kanjuruhan membawa luka yang cukup dalam bagi dunia sepakbola tanah air, khususnya para Aremania.

Bagaimana tidak, tragedi ini telah mengakibatkan ratusan orang yang didominasi Aremania meninggal dunia.

Tuntutan untuk mengusut tuntas kasus ini pun makin gencar disuarakan berbagai elemen masyarakat.

Aremania, sebagai suporter Arema FC, turut menyuarakan tuntutan usut tuntas tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Ayo Simak Sejarah Stadion Kanjuruhan, Ternyata Pernah Terjadi Insiden yang Menelan Korban Jiwa

Cara menyuarakannya pun dilakukan mereka dengan sedikit berbeda.

Sebagaimana ditayangkan dalam kanal Youtube AREMAFANS TV, Aremania menggelar bakar lilin di Gajayana selama tujuh hari berturut-turut.

Dalam video berdurasi 10 menit dan 11 detik itu, terungkap bahwa fans Arema FC telah membuka komunikasi dengan berbagai elemen termasuk mereka yang siap memberikan bantuan hukum kepada para korban.

Pimpinan aksi juga menegaskan memberi waktu tujuh hari kepada pihak terkait untuk segera membuka tirai permasalahan tragedi Kanjuruhan.

Jika tidak ada satu pun tersangka yang sudah ditetapkan oleh kepolisian yang dihukum, pun dengan semua aktor intelektual yang menyeru menembakkan gas air mata, maka bakar lilin lagi.

Sebagaimana diketahui, Polri saat ini sedang melakukan investigasi terkait tragedi Kanjuruhan. Beberapa saksi yang nantinya akan diperiksa, di antaranya Direktur LIB (PT Liga Indonesia Baru), ketua PSSI Jawa Timur, Ketua Panitia penyelenggara dari Arema, dan Kadispora provinsi Jawa Timur.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, tim Laboratorium Forensik (Labfor) masih melakukan pendalaman dan menganalisa 32 titik CCTV di sekitar Kanjuruhan dan beberapa lokasi, serta menganalisa dua DVR.

Enam buah handphone, tiga di antaranya milik korban telah dianalisa dan tiga handphone lainnya masih diproses lantaran menggunakan password.

Dedi Prasetyo juga menyampaikan bahwa Tim Itsus dan Propam telah melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang terlibat dalam pengamanan pertandingan di Stadion Kanjuruhan.

"Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 orang anggota yang bertanggung jawab sebagai operator pemegang senjata pelontar," ujar Dedi Prasetyo, dikutip dari kanal YouTube Polri TV Radio.

Hngga 3 Oktober 2022, terdata secara keseluruhan ada 450 orang korban. "Untuk korban meninggal dunia ada 125 orang, kemudian korban luka berat ada 21 orang, dan korban luka ringan ada 304 orang. Sehingga jumlah korban hingga hari ini ada 450 orang," sebutnya.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah