Amerika dan Mesir Bertemu Bahas Gencatan Senjata Israel dan Palestina

- 26 Mei 2021, 21:53 WIB
Menteri Luar Negeri, Antony Blinken akan melakukan kunjungan ke Israel, Palestina, dan pemerintahan regional pada 26-27 Mei 2021, sebagai misi pertama setelah gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri, Antony Blinken akan melakukan kunjungan ke Israel, Palestina, dan pemerintahan regional pada 26-27 Mei 2021, sebagai misi pertama setelah gencatan senjata. /Al Jazeera

PORTAL KOTAMOBAGU — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi beserta beberapa pejabat tingginya, Rabu 26 Mei 2021.

Pertemuan itu membahas tentang mempertahankan gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran terburuk dalam beberapa tahun antara Israel dan Palestina.

Mesir memiliki hubungan lama dengan kedua belah pihak yang berkonflik dan memainkan peran kunci dalam menengahi gencatan senjata Gaza setelah 11 hari kekerasan, dalam koordinasi dengan AS.

Baca Juga: Malam Ini akan Terjadi Super Blood Moon, Catat Waktunya

Antony Blinken mengatakan, AS dan Mesir bekerja sama untuk mendukung Israel dan Palestina hidup dalam keselamatan dan keamanan.

"Dan kami telah memiliki mitra yang nyata dan efektif di Mesir dalam menangani kekerasan, dan mengakhirinya, (dalam waktu) relatif cepat. Dan sekarang, bekerja sama secara erat membangun sesuatu yang positif," kata Blinken kepada staf kedutaan AS di Kairo, di sela-sela kunjungan singkatnya di Mesir pada Rabu.

Dalam agenda turnya ke Timur Tengah termasuk ke Mesir, Antony Blinken bertemu dengan Presiden Abdel Fattah Al-Sisi, Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry, dan Kepala Intelijen Abbas Kamel di Istana Kepresidenan Mesir.

Baca Juga: Satu Kampung di Pulau Rempang Diserbu Ribuan Lalat, Warga Berharap Pemerintah Segera Turun Tangan

Antony Blinken tiba di Mesir usai mengunjungi Yerusalem dan Ramallah, dan setelahnya pergi ke Yordania.

Pada Selasa (25/5), dia berjanji bahwa AS akan memberikan bantuan baru untuk membantu membangun kembali Jalur Gaza, termasuk 5,5 juta dolar AS (sekitar Rp78,6 miliar) bantuan bencana dan hampir 33 juta dolar AS (sekitar Rp471,6 miliar) untuk badan bantuan Palestina di sana.

Blinken juga mengatakan AS bermaksud untuk memastikan bahwa Hamas, yang menguasai Gaza dan terdaftar oleh Washington sebagai organisasi teroris, tidak mendapat manfaat dari bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Viral Video Satpol PP Tampar Pedagang Keliling, Netizen: Apapun Kesalahannya, Jangan Main Tangan Pak

Yehya Al-Sinwar, kepala Hamas di Gaza, mengatakan kelompok itu menyambut baik upaya Arab dan internasional untuk membangun kembali daerah kantong itu.

"Kami akan meringankan dan memfasilitasi tugas untuk semua orang dan kami akan memastikan bahwa prosesnya akan transparan dan adil, dan kami akan memastikan bahwa tidak ada sen yang masuk ke Hamas atau Qassam (sayap bersenjata Hamas)," kata Sinwar dalam konferensi pers.

"Kami memiliki sumber dana yang memadai untuk Hamas dan Qassam. Sebagian besar dari Iran dan sebagian dari sumbangan dari Arab, Muslim, dan dunia liberal yang bersimpati kepada rakyat kami dan hak-hak mereka," ujar Sinwar, menambahkan.

Baca Juga: Ramalan Shio Besok 27 Mei 2021: Shio Tikus, Kelinci, Naga dan Kambing, Bakal Ada yang Menegangkan

Mesir, yang berbagi perbatasan dengan Gaza dan memiliki kontak keamanan dengan Hamas, kemungkinan memiliki peran dalam menyalurkan bantuan, kata seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS sebelumnya.

Selama pertempuran, Mesir membuka perbatasan Rafah antara Gaza dan Semenanjung Sinai untuk memberikan bantuan medis dan mengevakuasi korban luka.

Mesir juga mengirim delegasi keamanan ke Israel dan Gaza untuk memperkuat gencatan senjata setelah diberlakukan pada Jumat (21/5), pecan lalu.***

Editor: Cadavi Lasena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah