Primbon Jawa Kelahiran 10 Agustus 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 31 Maret 2023, 03:04 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 10 Agustus 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 10 Agustus 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Pixabay

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 10 Agustus 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 10 Agustus 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 10 Agustus 2004, Selasa Anggara
Tanggal Jawa : 23 Jumadil Akhir 1937, Selasa Wage
Tanggal Hijriah : 23 Jumadil Tsania 1425

Watak berdasarkan weton

Dina : Selasa
Pemarah dan pencemburu, luas pergaulannya.
Pasaran : Wage
Menarik tetapi angkuh, setia dan penurut, malas mencari nafkah perlu dibantu orang lain, kaku hati, tidak bisa berpikir panjang, sering gelap pikiran dan mendapat fitnah.
Haståwårå/Padewan : Guru
Berkuasa, bakat memimpin, pemberi, perayu.
Sadwårå : Tungle
(Daun) Bertanggung jawab namun suka membantah.
Sångåwårå/Padangon : Kerangan
(Matahari) Menghidupi (banyak rejeki), menerangi (luas wawasan).
Saptåwårå/Pancasuda : Wasesa Segara
Pemaaf, suka menolong, berhati mulia.
Rakam : Mantri Sinaroja
Memperoleh kemuliaan, mampu menjalankan tugas, angkuh.
Paarasan : Lakuning Bumi
Melindungi, mengasuh, sabar, mengalah.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Galungan
Dewa Bumi : Bethara Kamajaya : lambang pecinta dan setia.
Pohonnya Tangan : berwatak tidak mau menganggur. Burungnya Bidho : Hatinya keras, berkeinginan tidak baik memiliki barang orang lain.
Memangku bokor berisi air : Dermawan tetapi boros.
Galungan sering terlena pada keinginan yang mengharu-biru hatinya.
Aralnya : suka bertengkar.
Sedekah / sesaji : Nasi dang-dangan beras senilai zakat fitrah, lauknya daging kambing atau ayam hitam mulus dipindhang.
Do'anya : klemat pina, slawatnya : 60 ketheng.
Kala Jaya Bumi : ada di timur laut. Saat berjalan wukunya, sebaiknya menghindari bepergian ke arah timur laut.
Galungan pring anggagar : bambu kekeringan sehingga tidak bisa berkembang.
Wuku Galungan baik untuk tirakat (bertapa), mengunjungi sanak kerabat, berguru kawruh (pengetahuan).
Tidak baik untuk menanam bambu, bepergian jauh, mengobati penyakit.
Tidak baik untuk menanam bambu, bepergian jauh, mengobati penyakit, menikahkan, mengharap jadi priyayi (orang terhormat), mendirikan rumah.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x