Primbon Jawa Kelahiran 29 Juli 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 26 Maret 2023, 22:15 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 29 Juli 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 29 Juli 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Pixabay//

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 29 Juli 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 29 Juli 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 29 Juli 2004, Kamis Respati
Tanggal Jawa : 11 Jumadil Akhir 1937, Kemis Pahing
Tanggal Hijriah : 11 Jumadil Tsania 1425

Watak berdasarkan weton

Dina : Kemis
Sangar menakutkan.
Pasaran : Pahing
Selalu ingin memiliki (barang), kesungguhannya penuh perhitungan untuk mendapatkan untung, suka menolong, mandiri, kuat lapar, banyak musuhnya, kalau tersinggung menakutkan marahnya, suka kebersihan. Sering kena tipu dan kalau kehilangan jarang bisa menemukan kembali.
Haståwårå/Padewan : Kala
Pemarah, suka mengganggu orang lain, suka berbohong.
Sadwårå : Tungle
(Daun) Bertanggung jawab namun suka membantah.
Sångåwårå/Padangon : Dangu
(Batu) Pendiam, kurang wawasan, keras hati.
Saptåwårå/Pancasuda : Lebu Katiyub Angin
Cita-citanya sering tidak kesampaian, hartanya sering habis.
Rakam : Mantri Sinaroja
Memperoleh kemuliaan, mampu menjalankan tugas, angkuh.
Paarasan : Lakuning Bumi
Melindungi, mengasuh, sabar, mengalah.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Jlg.wangi
Dewa Bumi : Bethara Sambo.
Pohonnya Cempaka : banyak disenangi orang.
Burungnya Kutilang : banyak bicaranya.
Menghadap pasu berisi air : Ikhlas, berbudi baik, tidak suka menyimpan harta.
Umbul-umbul berada di depan : sangat disenangi orang berpangkat/besar.
Aralnya : diterkam harimau.
Sedekah / sesaji : Nasi kebuli lauknya ayam merah dicampurkan nasi.
Do'anya : tulak bilahi, slawatnya : kucing.
Kala Jaya Bumi : ada di barat daya menghadap timur laut.
Saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya menghindari bepergian menuju ke arah timur laut.
Jlg.wangi banteng lumpuh : banteng adalah simbul sikap yang tangguh, namun lumpuh tidak mampu diberdayakan.
Wuku Jlg.wangi baik untuk bepergian lakubrata, bisa mendapatkan wahyu, membuka tanah untuk menanam, untuk menggelar kawruh akan digugu.
Tidak baik untuk bepergian jauh, pindah tempat, punya hajat, mendirikan apa saja, bekerja mencari nafkah, mengobati orang sakit.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x