Primbon Jawa Kelahiran 17 Juni 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 2 Januari 2023, 21:46 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 17 Juni 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 17 Juni 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Unsplash/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 17 Juni 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 17 Juni 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 17 Juni 2004, Kamis Respati
Tanggal Jawa : 28 Bakda Mulud 1937, Kemis Kliwon
Tanggal Hijriah : 28 Rabiul Akhir 1425

Watak berdasarkan weton

Dina : Kemis
Sangar menakutkan.
Pasaran : Kliwon
Pandai bicara dan bergaul, periang, ambisius, urakan, kurang bisa membalas budi, setia pada janji, ceroboh memilih makanan, banyak selamat dan doanya.
Haståwårå/Padewan : Rudra
Angker berwibawa, kejam.
Sadwårå : Tungle
(Daun) Bertanggung jawab namun suka membantah.
Sångåwårå/Padangon : Kerangan
(Matahari) Menghidupi (banyak rejeki), menerangi (luas wawasan).
Saptåwårå/Pancasuda : Bumi Kapethak
Suka bekerja, kuat menderita dan mendapatkan kekecewaan.
Rakam : Dêmang Kadhuruwan
Sering mendapat perkara, suka membantah.
Paarasan : Lakuning Banyu
Teduh, murah hati, murah rejeki.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Wukir
Dewa Bumi : Bethara Mahayekti.
Pohonnya Nagasari : wataknya prihatin.
Burungnya Manyar : tidak mau dilebihi.
Gedhongnya di depan : Suka memperlihatkan kekayaannya dan dermawan.
Wukir asri saka kadohan, yen dicedhaki mbilaheni : Wukir / gunung, (nampak indah dari kejauhan, kalau didekati berbahaya) : tidak diketahui isi hatinya dan berwatak suka memerintah.
Aralnya : dianiaya. Sedekah / sesaji : Nasi uduk dang-dangan beras senilai zakat fitrah, lauknya ayam putih dan kuluban (rebusan daun) lima macam.
Do'anya : rajukna, slawatnya : 5 ketheng.
Kala Jaya Bumi : ada di tenggara menghadap barat laut.
Selama 7 hari menghindari bepergian ke arah tenggara.
Wukir sato wana (hewan hutan) lesu : Memiliki pengaruh menundukkan hutan.
Wuku Wukir baik untuk mantu, memperbaiki apa saja, berteman tulus.
Tidak baik untuk pergi tetirah, mengobati penyakit, memasang tumbal, dan mendirikan rumah.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x