Primbon Jawa Kelahiran 25 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 4 Desember 2022, 13:28 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 25 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 25 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Foto: pixabay

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 25 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 25 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 25 Februari 2004, Rabu Budha
Tanggal Jawa : 4 Suro 1937, Rebo Pahing
Tanggal Hijriah : 04 Muharram 1425

Watak berdasarkan weton

Dina : Rebo
Pendiam, pemomong dan penyabar.
Pasaran : Pahing
Selalu ingin memiliki (barang), kesungguhannya penuh perhitungan untuk mendapatkan untung, suka menolong, mandiri, kuat lapar, banyak musuhnya, kalau tersinggung menakutkan marahnya, suka kebersihan. Sering kena tipu dan kalau kehilangan jarang bisa menemukan kembali.
Haståwårå/Padewan : Yama
Sederhana, jorok dan pemaaf.
Sadwårå : Aryang
(Manusia) Pelupa.
Sångåwårå/Padangon : Wurung
(Api) Tidak sabaran, bersemangat dalam mencapai cita-cita.
Saptåwårå/Pancasuda : Wasesa Segara
Pemaaf, suka menolong, berhati mulia.
Rakam : Sanggar Waringin
Teduh hatinya, suka memberi perlindungan.
Paarasan : Lakuning Banyu
Teduh, murah hati, murah rejeki.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Kuru Welut
Dewa Bumi : Bethara Wisnu.
Pohonnya Parijatha : Cekatan tetapi nakal (suka mengganggu orang).
Burungnya Sepahan : selalu prihatin.
Kuruwelut air jernih di dalam pasu / jembangan : Hatinya dipenuhi perasaan selamat.
Aralnya : terkena peluru.
Sedekah / sesaji : kambing tujah atau topong.
Do'anya : selamat kabulna, slawatnya : uang senilai satu gram emas.
Kala Jaya Bumi : ada di atas menghadap ke bawah.
Saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya menghindari memanjat.
Kuruwelut ibarat pohon kapas kekeringan : lemah dan sakit-sakitan.
Wuku Kuruwelut baik untuk melihat-lihat calon mantu, merencanakan membuat atau memperbaiki rumah.
Tidak baik untuk bepergian, memperbaiki apa saja, mengobati penyakit, menanam jujutan (tanaman sejenis jagung).

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x