Primbon Jawa Kelahiran 11 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 30 November 2022, 22:56 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 11 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 11 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 11 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 11 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 11 Februari 2004, Rabu Budha
Tanggal Jawa : 19 Besar 1936, Rebo Pon
Tanggal Hijriah : 19 Dzul Hijjah 1424

Watak berdasarkan weton

Dina : Rebo
Pendiam, pemomong dan penyabar.
Pasaran : Pon
Bicaranya banyak diterima orang, suka tinggal di rumah, tidak mau memakan yang bukan kepunyaannya sendiri, suka marah kepada keluarganya, jalan pikirannya sering berbeda dengan pandangan umum. Suka berbantahan, berani kepada atasan. Rejekinya cukup.
Haståwårå/Padewan : Brama
Tidak sabaran, emosional.
Sadwårå : Mawulu
(Benih) Was-was dan curiga.
Sångåwårå/Padangon : Gigis
(Tanah/Bumi) Berhati longgar, pamomong, sabar.
Saptåwårå/Pancasuda : Bumi Kapethak
Suka bekerja, kuat menderita dan mendapatkan kekecewaan.
Rakam : Mantri Sinaroja
Memperoleh kemuliaan, mampu menjalankan tugas, angkuh.
Paarasan : Lakuning Rêmbulan
Mempesona dan membuat tenteram hati orang.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Jlg. pujud
Dewa Bumi : Bethara Guritno.
Pohonnya Rembuyut : baik penampilannya, sering dicari.
Burungnya Emprit Tondhang : Mandiri dalam penghasilan, baik ucapannya.
Julung Pujud lengkawa : Berwatak tidak pernah serius (sembrono).
Aralnya : ditenung / disantet.
Sedekah / sesasji : Nasi tumpeng, lauknya ayam merah, kuluban 9 macam.
Do'anya : qunut, slawatnya : 30 ketheng.
Kala Jaya Bumi : ada di barat laut menghadap tenggara.
Saat wukunya berjalan selama 7 hari, sebaiknya menghindari bepergian ke arah barat laut.
Jlg. pujud Sapi Gumarang Tumurun : banyak penyakit menular, "Sapi -Gumarang" juga merupakan simbul nuansa kebirahian. Tumurun artinya : nuansa keberahian itu aktif. Mereka yang berwuku Jlg. pujud memiliki nafsu besar.
Wuku Jlg. pujud baik untuk mencari nafkah, memelihara hewan, rajakaya (kerbau, sapi, kuda), menanam palakirna (buah-buahan).
Tidak baik untuk merencanakan pergi mencari syarat.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x