Primbon Jawa Kelahiran 4 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton

- 27 November 2022, 21:23 WIB
Primbon Jawa Kelahiran 4 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton
Primbon Jawa Kelahiran 4 Februari 2004 Menurut Hitungan Wuku dan Weton /Pixabay

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Primbon Jawa Kelahiran 4 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Ramalan ini membahas seputaran watak, jodoh dan peruntungan serta kecocokan pekerjaan menurut Primbon Jawa.

Primbon Jawa sendiri diyakani oleh masyarakat tanah Jawa bahkan di luar pulau Jawa sebagai cara untuk mengetahui peruntungan di masa depan. Kendati hanya bersifat prediksi, namun tidak sedikit orang-orang meyakini tentang proses kehidupan yang dihitung berdasarkan hitungan wuku dan weton.

Sebelum beranjak pada ramalan Primbon Jawa Kelahiran 4 Februari 2004 menurut hitungan wuku dan weton. Sekedar memberitahukan, Primbon Jawa merupakan kitab warisan leluhur yang mengorientasikan hubungan antara manusia drngan alam semesta. Hingga kini,  Primbon diyakini sebagai pedoman atau acuan dalam menentukan tindakan ataupun sikap dalam beraktivitas.

Adapun beberapa kitab Primbon Jawa telah disimpan rapih oleh pemerintah Indonesia di Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang ada dalam perpustakaan itu antara lain Kitab Ta’bir, Primbon  Padhukunan  Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.

Tanggal Masehi : 4 Februari 2004, Rabu Budha
Tanggal Jawa : 12 Besar 1936, Rebo Legi
Tanggal Hijriah : 12 Dzul Hijjah 1424

Watak berdasarkan weton

Dina : Rebo
Pendiam, pemomong dan penyabar.
Pasaran : Legi
Bertanggung jawab, murah hati, enak dalam pergaulan, selalu gembira seperti tidak pernah susah, sering kena fitnah, kuat tidak tidur malam hari, berhati-hati namun sering bingung sendiri, bicaranya berisi. Banyak keberuntungan dan kesialannya.
Haståwårå/Padewan : Kala
Pemarah, suka mengganggu orang lain, suka berbohong.
Sadwårå : Uwas
(Burung) Takabur sehingga banyak dimusuhi.
Sångåwårå/Padangon : Nohan
(Bulan) Selalu berubah, indah dan mempesona, belas kasih.
Saptåwårå/Pancasuda : Sumur Sinaba
Luas wawasan, bisa menjadi sumber orang mencari ilmu.
Rakam : Dêmang Kadhuruwan
Sering mendapat perkara, suka membantah.
Paarasan : Aras Kêmbang
Memiliki pesona daya tarik terhadap lawan jenis.

Watak berdasarkan wuku

Wuku : Mandhasiya
Dewa Bumi : Bethara Brama.
Pohonnya Asam : menjadi tempat berlindung orang susah.
Burungnya Platuk Bawang : tenaganya kuat.
Gedhongnya di depan tertutup pintunya : Hemat, kalau memberi punya harapan untuk mendapat sanjungan, tinggi hati.
Mandhasiya anggara kasih : Bisa memberi perlindungan pada orang lain.
Aralnya : kena gigitan taring.
Sedekah / sesaji : Nasi ambeng dua, lauknya ayam merah dimasak pindang ditambahi among-among (nasi tumpeng yang diberi kuluban sayur).
Do'anya : slamet, slawatnya : uang baru 40 ketheng.
Kala Jaya Bumi : ada di bawah menghadap ke atas.
Saat wukunya berjalan , sebaiknya menghindari kegiatan kearah bawah, umpamanya membikin sumur).
Mandhasiya mina ninggal banyu : kehilangan lahan hidup.
Wuku Mandhasiya baik untuk persahabatan, mengobati penyakit, punya hajat mantu dan lainnya.
Tidak baik untuk bepergian, mencari nafkah, membuat sumur dan membuka perkarangan.

Halaman:

Editor: Sasmito Wiharjo

Sumber: Ki Demang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x