Inilah Senjata-Senjata yang Dipakai Melawan Penjajah Menuju Kemerdekaan Indonesia

- 15 Agustus 2023, 12:35 WIB
Ilustrasi Senjata yang Dipakai di Masa Penjajahan
Ilustrasi Senjata yang Dipakai di Masa Penjajahan /Tangkap Layar/
  • Parang

Daerah Asal: Sulawesi, Kalimantan, dan beberapa wilayah di Indonesia Timur
Keterangan: Parang adalah pedang tradisional dengan ukuran dan bentuk bervariasi tergantung pada daerahnya. Parang digunakan untuk pertempuran jarak dekat dan merupakan senjata penting dalam budaya masyarakat di wilayah-wilayah tersebut.

  • Rencong

Daerah Asal: Aceh, Sumatra
Keterangan: Rencong adalah sejenis pisau yang merupakan senjata tradisional masyarakat Aceh. Senjata ini memiliki bentuk khas dengan pegangan melengkung. Rencong digunakan oleh pejuang Aceh dalam perlawanan melawan berbagai penjajah sepanjang sejarah.

  • Mandau

Daerah Asal: Kalimantan
Keterangan: Mandau adalah senjata tradisional suku Dayak di Kalimantan. Mandau memiliki bilah melengkung yang tajam di bagian atas dan dikenal sebagai senjata simbolis serta fungsional dalam upaya pertahanan suku Dayak.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik dan Menakjubkan dari Kota Bekasi: Penuh Keunikan yang Tak Terlupakan

  • Kampilan

Daerah Asal: Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku
Keterangan: Kampilan adalah senjata tradisional masyarakat di NTT dan Maluku. Kampilan memiliki bilah panjang dan lebar dengan hiasan-hiasan artistik di bagian pegangan dan sarungnya.

  • Sumpit

Daerah Asal: Papua
Keterangan: Sumpit adalah senjata tradisional suku-suku di Papua yang digunakan untuk berburu dan bertahan. Sumpit terbuat dari kayu dan bisa melepaskan anak panah dengan presisi tinggi.

  • Tombak

Daerah Asal: Seluruh Nusantara
Keterangan: Tombak adalah senjata tradisional yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Bentuk tombak bervariasi tergantung pada daerahnya, dan senjata ini digunakan untuk pertempuran jarak dekat.

Senjata-senjata tradisional ini tidak hanya memiliki nilai dalam pertempuran fisik, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah masyarakat Indonesia.***

Halaman:

Editor: Diki Cahya Mulya Gobel

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah