Di balik Fenomena Planet Sejajar , Ternyata NASA Rencanakan ‘Hal Gila’ di Bulan dan Planet Mars

- 24 Juni 2022, 07:55 WIB
Ilustrasi. Di saat fenomena planet sejajar, ternyata Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana melakukan hal ini di Bulan.
Ilustrasi. Di saat fenomena planet sejajar, ternyata Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana melakukan hal ini di Bulan. /jurnalsoreang.pikiran-rakyat/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat – Fenomena planet sejajar dipastikan akan terjadi mulai 24 Juni 2022.

Kendati fenomena planet sejajar disebut tidak berdampak apapun di bumi, namun fenomena galaksi yang terakhir terjadi 2002 ini dianggap sangat langkah.

Tidak sampai di situ, fenomena planet sejajar juga bisa disaksikan tanpa teleskop di tempat-tempat tertentu.

Bicara panjang lebar tentang fenomena planet sejajar, ternyata NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) merencanakan sesuatu yang besar di Bulan.

Selasa, 22 Juni 2022, NASA mengakui akan membangun reaktor nuklir di Bulan dan sejumlah planet yang bisa dijangkau oleh mereka.

Baca Juga: NASA Temukan Dua Planet Mirip Bumi, Apakah Bisa Dihuni Manusia?

Proyek ini juga melibatkan raksasa industri militer Lockheed Martin bersama veteran nuklir Westinghouse.

NASA berambisi membangun sistem tenaga permukaan fisi yang rencananya bakal diluncurkan pada akhir dekade ini.

“Proyek ini sebagai langkah pertama Amerika Serikat membangun rekator nuklir di Bulan,” ungkap John Wagner, direktur Laboratorium Nasional Idaho DOE.

Tidak hanya meilbatkan Lockheed Margin dan Westinghouse, NASA juga bekerjasama dengan IX, salah satu perusahaan perancang pesawat ruang angkasa Intuitive Machines dan X-Energy, pengembang reaktor tempat tidur kerikil eksperimental yang berbasis di Texas.

Baca Juga: Simak Ini! Detik-detik Fenomena 5 Planet Sejajar Jumat 24 Juni 2022, Apa yang akan Terjadi?

Jim Reuter dari Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA mengatakan, pengembangan desain awal untuk memperkuat potensi kehadiran manusia di planet lain.

“Sistem fisi relatif lebih kecil, lebih ringan dan dapat memberikan kekuatan terus dan bisa terlepas dari lokasi, sinar matahari yang tersedia, dan kondisi lingkungan alami lainnya,” ungkapnya.

Selain itu, NASA juga berharap dengan proyek tersebut bisa mendapatkan "informasi penting" dari industri nuklir yang dapat mengarah pada pengembangan sistem propulsi atom untuk misi eksplorasi luar angkasa.

Kontrak tersebut merupakan bagian dari program Artemis, sebuah inisiatif AS untuk kembali ke Bulan – dan menempatkan wanita dan orang kulit berwarna pertama di permukaan bulan.

Baca Juga: Ini Fakta Terkait Dampak dari Fenomena 5 Planet Sejajar pada Bumi di Tanggal 24 Juni 2022

Dinamai setelah saudara kembar Apollo, dewa Yunani yang dinamai menurut nama tembakan bulan AS awal. Jadwal awal menyerukan pendaratan pertama dilakukan pada 2024, tetapi tahun lalu NASA mengatakan tidak lagi di jalur untuk mencapai itu, dengan alasan kurangnya dana.

Sementara itu, pada Maret 2022, NASA juga berencana mendaratkan manusia pada tahun 2040.

Sekedar diketahui, tiga kontrak 12 bulan dari persuhaan yang terlibat dalam proyek masing-masing bernilai USD5 juta (Rp74 miliar) dan akan mendanai konsep desain awal untuk sistem tenaga fisi 40 kilowatt. Jika berhasil didemonstrasikan di permukaan bulan, reaktor tersebut dapat digunakan untuk misi akhirnya ke Mars.

Tanpa mengabaikan fenomena planet sejajar, akankah proyek NASA ini berhasil di masa depan dan berpengaruh pada planet-planet lainnya. Nantinya informasi tentang NASA lainnya hanya di Portal Kotamobagu.***

 

 

 

Editor: Suprianto Suwardi

Sumber: NASA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah