PERUNDUNGAN Dan SIKAP KITA

- 13 Juni 2022, 12:27 WIB
Donald Q. Tungkagi Akademisi dan Direktur The Bolmongraya Institute
Donald Q. Tungkagi Akademisi dan Direktur The Bolmongraya Institute /

Sekolah-sekolah sudah semestinya merumuskan pelajaran anti perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi dalam kurikulum pembelajarannya. Entah menjadi mata pelajaran sendiri atau diwajibkan untuk terinternalisasi dalam setiap mata pelajaran terkait.

Baca Juga: Berikut 8 Universitas Terbaik Indonesia yang Lulusannya Cepat Mendapatkan Pekerjaan Versi QS GER 2022

Program pemerintah berupa "merdeka belajar" dengan komitmen melahirkan profil pelajar pancasila di lingkungan Kemendikbudristek, serta "moderasi beragama" dengan komitmen lahirnya "profil pelajar rahmatan lil 'alamin" di lingkungan Kemenag merupakan batu pinjakan untuk memperkuat program anti "tiga dosa besar" di lingkungan pendidikan itu.

Orang tua di rumah juga jangan pasif. Harus berupaya aktif berperan mencegah terjadinya "tiga dosa besar" ini. Caranya bisa sederhana, ajarkan anak-anak kita untuk tidak diam ketika melihat atau mengalami perundungan, kekerasan seksual, dll baik di sekolah atau di luar sekolah. Anak-anak harus diajarkan berani melapor, agar dampak lebih buruk dapat segera dicegah.

Orang tua jangan diam saja jika dilapor sebagai korban bukan anaknya. Anggap saja anak yang jadi korban adalah anak kita. Agar ketika ini terjadi kepada anak kita sebagai korban, orang tua yang lain juga akan ikut membela. Ini penting untuk membangun kebersamaan dalam pencegahan perundungan.

Para orang tua dan guru yang dilaporkan sudah seharusnya menjamin kerahasiaan identitas anak yang melaporkan agar tidak menjadi korban baru. Orang tua juga harus merespon laporan tersebut dengan cepat melaporkannya ke pihak terkait, utamanya pimpinan sekolah. Pimpinan sekolah dan guru juga harus merespon laporan tersebut dengan menelusuri kebenarannya, serta melakukan tindakan sesuai prosedur yang berlaku.

Jika semua langkah itu dilakukan, kita hanya berharap semua ancaman dan tantangan di dunia pendidikan dapat terus diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Agar anak-anak peserta didik kita dapat fokus mewujudkan seluruh bakat dan potensi mereka tanpa gangguan apapun. Semoga!

Penulis : Donald Q. Tungkagi
Akademisi dan Direktur The Bolmongraya Institute

Halaman:

Editor: Paisal Ibrahim Tuliabu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah