Network
PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Kapal perang KRI Pulau Rengat 711 berhasil melaksanakan latihan bersama dengan KRI Pulau Raas 722 dan pesawat NC 212-200 Aviocar Skuadron 600 di Perairan Situbondo.
Selama latihan tersebut, KRI Pulau Rengat 711 berhasil mendeteksi kapal selam musuh dengan menggunakan material khusus dan kelengkapan teknologi yang luar biasa.
KRI Pulau Rengat 711 adalah kapal buru ranjau yang usianya sudah cukup tua tetapi masih beroperasi di TNI AL.
Kapal ini dibuat di Galangan GNM Belanda pada 19 Desember 1985, diluncurkan pada 27 Agustus 1987, dan masuk kedinasan TNI AL pada 26 Maret 1988.
Meskipun usianya sudah cukup tua, KRI Pulau Rengat 711 pernah dicap sebagai kapal buru ranjau tercanggih pada masanya karena memiliki material khusus dan kelengkapan teknologi yang luar biasa.
Material khusus yang digunakan pada KRI Pulau Rengat 711 diduga glass-reinforced plastic yang diperkuat, sehingga kapal tidak menimbulkan jejak magnetik saat melaju di perairan yang penuh ranjau laut.
Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem sensor dan processing 1 unit Sonar DUBM, Thales underwater system TSM, side scan sonar, Sonar TSM 2022, dan SAAB Bofors Double Eagle Mk III Self Propelled Variable Depth Sonar.
Selain itu, KRI Pulau Rengat 711 juga dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti radar Consilium Selesmar Type T-250/10CM003, radar Decca 1229, rantai sapu ranjau Mekanikal OD3 Oropesa, sapu ranjau Magnetik Fiskars F-82, sapu ranjau akuatika SA Marine AS 203, serta sistem pemburu ranjau Ibis Vmeriam.
