Selamat! Kuota Haji Indonesia Tahun 2023 Bertambah Jadi 221 Ribu Jemaah Tanpa Batas Usia

9 Januari 2023, 09:10 WIB
Kuota haji Indonesia menjadi 221 ribu jemaah pada tahun 2023 ini /Instagram @adearbi/

PORTAL KOTAMOBAGU, Pikiran Rakyat - Kuota haji Indonesia pada tahun 2023 ini ditetapkan menjadi 221 ribu.

Jumlah kuota haji Indonesia ini bertambah lebih dari dua kali lipat daripada tahun 2022 lalu, yang hanya 100.051 orang.

Hal itu diketahui setelah Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menandatangani kesepakatan penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M.

Kesepakatan itu sendiri ditandatangani oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah di Jeddah, pada Minggu, 8 Januari 2023 kemarin.

Baca Juga: Apa itu Haji Furoda, Mengapa Batal ke Tanah Suci, Lantas Masalahnya Apa? Simak Penjelasanya

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan, kuota haji itu terdiri atas 203.320 jemaah reguler, dan 17.680 jemaah haji khusus.

Sedangkan untuk petugas, kata Yaqut Cholil Qoumas, Indonesia mendapat 4.200 kuota.

Menag juga menjelaskan, untuk tahun 2023 ini telah disepakati juga tidak adanya pembatasan usia. "Artinya, jemaah 65 tahun ke atas juga dapat berangkat haji tahun ini," lanjutnya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Arab Saudi menerapkan syarat usia jemaah haji di bawah 65 tahun pada tahun 2022 kemarin karena pandemi.

Selain tentang kuota, kesepakatan juga mengatur tentang pendaratan (landing) pesawat di Jeddah dan Madinah, serta kebijakan terbaru terkait pelayanan ibadah haji. 

Menag Yaqut pun menyampaikan terima kasih karena Indonesia diajak terlibat dalam proses haji 2023 sejak awal.

Menag juga mengapresiasi langkah transformasi yang dilakukan Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji. Menurut Yaqut Cholil Qoumas, transformasi itu mengarah pada penyelenggaraan haji yang lebih profesional.

Sementara itu, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah mengaku sangat senang karena bisa memberikan tambahan kuota jemaah haji Indonesia.

Apalagi, kata Tawfiq, Indonesia adalah negara penting bagi Arab Saudi.

Namun, lanjut Tawfiq, saat ini negaranya tetap mengedepankan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji.

"Kenyamanan dan keselamatan ini prioritas. Namun saya katakan, Indonesia akan selalu mendapatkan prioritas dalam memperoleh kuota tambahan," tuturnya.

"(Mungkin) ada negara yang mengurangi jemaah hajinya sehingga kuota bisa diberikan ke Indonesia. Semua tentu sudah rindu berhaji (dalam kondisi normal)," sambungnya.

Tawfiq menambahkan, transformasi pelayanan jemaah haji di Arab Saudi terus berjalan. Menurutnya, saat ini sudah tidak ada lagi muassasah, namun penyenggaraan haji dilakukan oleh syarikah atau perusahaan.

Ada enam syarikah (perusahaan) yang ditunjuk dalam pelaksanaan layanan ibadah haji tahun ini. Setiap negara, termasuk Indonesia, dapat memilih syarikah dalam menyiapkan layanan.

"Sehingga akan ada kesempatan untuk mendapatkan harga terbaik. Saya juga meminta agar perjanjian dibuat dengan detail, agar dapat memberikan layanan terbaik juga," jelas Tawfiq.

"Jika detail, ini akan menjadi pegangan ketika syarikah melanggar. Jika mereka melanggar, kami bisa memberikan sanksi," katanya lagi.

Menurut Tawfiq, para syarikah akan dihadirkan dalam Muktamar Haji, 9 Januari 2023. Sehingga, setiap negara bisa menilai langsung kesiapan dan tawaran layanan yang mereka siapkan. Dalam muktamar tersebut juga akan digelar pameran beberapa produk layanan haji dan seminar perhajian, seperti dilansir website resmi Kemenag RI.

Sebagai informasi tambahan, penandatanganan kesepakatan kuota haji tersebut Ikut disaksikan Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi, Dirjen Penyenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, serta Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah.

Hadir juga Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali, Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo dan Ishfah Abidal Aziz, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

Dalam kesempatan itu, Menag juga menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo untuk Yang Mulia Raja Salman dan Pangeran Muhammad Bin Salman. Selama ini, Indonesia dan Arab Saudi menjalin hubungan yang sangat erat.***

Editor: Sahril Kadir

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler