Portal Kotamobagu - Italia dan Turki telah dipilih untuk menjadi tuan rumah UEFA Euro 2032, sebuah berita yang sangat menyenangkan bagi kedua negara ini.
Bagi Italia, ini adalah pertama kalinya mereka menggelar turnamen internasional sejak Piala Dunia 1990 di Italia, dan ini juga ketiga kalinya Kejuaraan Eropa diadakan di negara ini setelah tahun 1968 dan 1980.
UEFA mengumumkan bahwa Italia dan Turki telah mengusulkan 20 stadion sebagai calon tempat penyelenggaraan, di mana 10 dari stadion tersebut akan dipilih, lima untuk setiap negara, pada bulan Oktober 2026.
Presiden FIGC, Gabriele Gravina, berbicara kepada Sky Sport Italia bahwa tiga stadion sudah mendapatkan penilaian positif dari UEFA, sehingga hanya "dua atau tiga stadion" yang perlu dibangun lagi.
Baca Juga: Masa Depan Paul Pogba di Timnas Prancis Diragukan Akibat Kasus Doping
Gravina juga menegaskan bahwa Italia memiliki waktu hingga 31 Maret 2027 untuk memulai pembangunan stadion-stadion tersebut.
Namun, Gravina mengingatkan bahwa Italia seharusnya tidak hanya memikirkan lima atau enam stadion untuk tahap ini saja.
Mereka harus melihat Euro 2032 sebagai kesempatan besar yang bisa memberikan negara dan dunia sepak bola peluang untuk mengembangkan ide, budaya, dan infrastruktur.
Stadion mana yang sudah mendapat penilaian positif dari UEFA masih belum jelas. Namun, stadion-stadion seperti Turin (Allianz Stadium), Milan (San Siro), dan Roma (Stadio Olimpico) saat ini menjadi kandidat, walaupun kemungkinan akan ada perubahan di masa depan.
Milan, sebagai contoh, berharap dapat meresmikan stadion baru mereka pada tahun 2029 dengan memulai pembangunan pada akhir tahun 2025.
Baca Juga: Musim Kelam AS Roma, Setelah Paulo Dybala, Kini Lorenzo Pellegrini Cedera, Diprediksi Absen 1 Bulan
Jadi, masih belum pasti apakah stadion baru Rossoneri akan menjadi bagian dari tempat penyelenggaraan Euro 2032.
Gravina juga memperingatkan bahwa dia tidak begitu antusias dengan ide memiliki seorang "komisaris" yang bertanggung jawab atas proyek-proyek stadion baru.
Menurutnya, memiliki seorang komisaris bukanlah solusi untuk semua masalah, dan ada banyak hal lain yang harus dipertimbangkan dalam dunia sepak bola. ***